Jerusalem: Kej 48:1-22. Dalam bab ini terkumpul berbagai tradisi. Kej 48:1-2,8-22 berasal dari tradisi Yahwista dan Elohista: Kej 48:3-7 berasal dari tradisi Para Imam. Semua tradisi tsb bermaksud menjelaskan mengapa kedua anak Yusuf, yaitu Efraim dan Manasye, menjadi moyang dua suku, sama itu menjadi makmur dan mengapa Efraim lebih penting Berita Lainnya - 16 October 2021 Kisah Kain dan Habel yang hanya 16 ayat pada Kejadian 4, ayat 1 – 16 yang kita baca berulang-ulangpun tidak akan menjawab pertanyaan pada judul renungan tersebut di atas. Bahkan beberapa orang mencoba menjelaskan secara sumir bahwa Kain mempersembahkan hasil pertaniannya yang jelek-jelek, sedangkan Habel mempersembahkan ternaknya yang gemuk-gemuk dan bagus, dan berbagai cerita lainnya. Menemukan jawaban di atas ialah pengetahuan teologis mendasar yang kita butuhkan hingga saat ini, sebab kita menyembah dan memuji dan berbakti kepada Allah yang sama dengan yang disembah oleh Habel dan Kain, yakni Jehovah, Allah yang dinarasikan Alkitab dan satu-satunya Allah Yang Hidup dan Benar. Jika kita ingin benar-benar menyenangkan orang lain, tentu kita berkata, bertindak sesuatu kepada orang yang ingin kita senangkan sesuai kehendak dan isi hati orang tersebut. Sering sekali jika ingin memberikan hadiah kepada temen kita, sering kita selidiki benda apa yang temen kita suka, warna apa yang dia suka dll, dan bila tepat seperti yang diinginkannya, betapa senangnya orang tersebut. Nah, saya berfikir, demikian juga dengan Allah, tentu Dia ingin kita, berbakti, menyembah dan mengasihi-Nya seperti yang Dia inginkan, bukan menurut apa yang kita senangi, atau menurut kehendak dan akal budi dan perasaan kita bukan ? Memang jalan pikiran Allah dan manusia sejauh langit dan bumi, betapa sering saya amati gereja-gereja suku mencampur aduk peribadatan di gereja dengan ritual, atau elemen ritual suku nenek moyang ketika moyang kita belum mendengar berita injil, apakah Allah Tritunggal, senang dengan tindakan kita tersebut?, sebab ritual suku bersumber dari ajaran roh sembahan nenek moyang yang sama sekali bukan Allah Alkitab, dan sungguh sangat naif mempersamakan kedua hal itu. Yang satu roh ciptaan yang satu lagi Roh Pencipta. Saya akan tunjukkan di Alkitab pada kita sebuah tindakan manusia yang menurut kita manusiawi, masuk akal, mencegah kerusakan, bersifat menolong dan menyelamatkan bahkan menurut akal sehat kita tindakan yang menjaga kemuliaan Allah, tetapi pandangan Allah sungguh sangat berbeda, bahkan Allah marah dan mencabut nyawa orang yang melakukan tindakan tersebut yang kita anggap sebagai pahlawan. Perhatikanlah narasi pada 1 Samuel 6 ayat 3 – 7 63 Mereka menaikkan tabut Allah itu ke dalam kereta yang baru setelah mengangkatnya dari rumah Abinadab yang di atas bukit. Lalu Uza dan Ahyo, anak-anak Abinadab, mengantarkan kereta itu. 64 Uza berjalan di samping tabut Allah itu, sedang Ahyo berjalan di depan tabut itu. 65 Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap. 66 Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Nakhon, maka Uza mengulurkan tangannya kepada tabut Allah itu, lalu memegangnya, karena lembu-lembu itu tergelincir. 67 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu”. Nah kita berfikir Uza pahlawan bukan, sebab tindakannya itu mencegah tabut itu tidak jatuh ke tanah, karena lembu tergelincir, namun jalan fikiran Allah tidak seperti manusia, bahkan Allah murka dan mencabut nyawa Uza. Di sini Allah ingin menunjukkan perbedaan yang mencolok antara kekudusan-Nya dan kemuliaan-Nya yang tak tertandingi, sehingga Ia tidak dapat dibandingkan dengan berbagai dewa-dewi bangsa tetangga dari bangsa menyamakan Allah Israel dengan allah yang disembah nenek moyang suku kita, hanya nama saja yang berbeda, wah sungguh keliru pandangan tersebut. Bangsa Israel harus membayar mahal untuk memahami ajaran ini. Kematian Uza adalah suatu peringatan keras kepada bangsa Israel untuk tidak meremehkan ketentuan penyembahan kepada Allah, dan tentang kekudusan Allah. Pelanggaran terhadap ketentuan itu, bahkan untuk maksud yang kelihatannya baik sekalipun, yaitu menjaga agar tabut tidak jatuh, tidak diperkenankan Allah. Padahal tabut ialah benda yang menjadi symbol spiritual kehadiran Allah Israel, apalagi berhadapan dengan Allah Yang Hidup dan Benar sebagai pribadi yang kudus dan mulia. Allah punya standart, Allah punya aturan, tidak boleh menyembah Allah dengan cara hanya menurut keinginan, menurut akal budi ,keinginan hati dan kesenangan manusia belaka. Makanya saya sering berfikir, mendisain tempat ibadah dengan lampu yang berkelap-kelip dan kelihatan wahhhhh….dan agak beda tipis dengan kelab malam, belum lagi di tengah-tengah ibadah muncul sekelompok remaja menyampaikan drama singkat dari belakang gereja menuju panggung dekat podium dengan suara menghardik mengikuti narasi drama yang membuat jemaat kaget …apakah semuanya itu menyenangkan Allah yang mencabut nyawa Uza pada narasi 1 Sam 6, 3-7 di atas ??? Ahhh …hanya Allah yang tahu persis, saya hanya mencoba kiritis saja secara spiritual ! Bahkan tata dan aturan gerejapun seyogyanya harus dikritisi apakah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak. Jika gereja saudara menentukan bahwa boleh mengaku dosa dan memohon pengampunan melalui perantaraan pendeta, maka saudara harus membaca kitab suci apakah demikian kata firman Tuhan ?? Sebab kitab Ibrani 8 ayat 1, menegaskan bahwa kita mempunyai Imam Besar Yang Agung, Kudus dan Tak bercacat yang menjadi pengantara bagi kita, yakni Tuhan Yesus Kristus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan Dia telah membuka jalan untuk itu dengan mengorbankan nyawa-Nya sendiri dan darah-Nya sendiri, agar saya dan anda bisa langsung berhubungan dengan Allah Yang Hidup, Yang Baik dan Murah hati itu. Kita harus menjadi seperti orang Berea, ketika Paulus memberitakan injil ke mereka, orang Berea tidak langsung percaya, tetapi orang Berea menyelidiki pemberitaan Paulus tersebut apakah sesuai kitab suci atau tidak, sehingga mereka menjadi lebih baik Kis 17 ayat 11 . Bayangkan pemberita firman sekelas Rasul Paulus, orang Berea tidak telan mentah-mentah, tetapi mereka menyelidiki apakah pemberitaan Paulus benar-benar sesuai firman Tuhan dalam kitab suci Saya sudah cerita pada saudara bahkan Pendeta ada yang tidak percaya Alkitab bukan?, jadi kotbah pendeta kita dengar, tetapi Alkitab kita baca , apakah kotbahnya sesuai tidak dengan Alkitab. Kisah penyembahan dalam sejarah manusia dan pembunuhan manusia pertama dicatat dalam Kejadian 4 ayat 1 sd 16 tersebut di atas. Ketika Adam dan Hawa ada dalam Taman Eden kita tidak melihat mereka mempersembahkan korban kepada Allah, bahkan mereka hidup dengan bergaul dan berkomunikasi dengan Allah, karena mereka belum jatuh ke dalam dosa. Jadi tindakan penyembahan dan pemberian korban kepada Allah barulah dikenal ketika mereka tidak taat kepada Allah dan dosa merasuk ke kehidupan manusia serta mereka diusir dari Taman Eden. Ketika Adam dan Hawa menutupi ketelanjangan mereka, menutupi dosa mereka, menutupi malu mereka dengan daun pohon ara seperti dinarasikan dalam Kej 3 ayat 7. Yakni sebuah upaya menutupi dosa dan pelanggaran terhadap firman Tuhan dengan upaya sendiri yang terbukti tidak berhasil dan sia-sia belaka, dan mereka masih tetap dalam keberdosaannya, mereka ketakutan dan bersembunyi ketika Allah menyapa mereka. Alkitab mencatat bahwa Allahlah akhirnya turun sendiri menutupi ketelanjangan mereka, menutupi dosa mereka, menutupi malu mereka dengan kulit binatang Kej 3 ay 21, sekaligus Allah memberikan contoh konkrit pada Adam dan Hawa serta semua manusia keturunan mereka, bahwa pengampunan akan dosa hanya bisa dilakukan oleh Allah sendiri dan melalui cara dan karya Allah sendiri yakni melalui penumpahan darah melalui korban terhadap pihak lain, dalam hal ini binatang. Sungguh benar apa kata kitab Ibrani 9 ayat 22 Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Allah yang menutupi dosa, memberi pengampunan pada Adam ialah Allah yang sama dengan yang memberika hukum taurat pada Musa, sungguh nyata bahwa Allah Alkitab,Jehovah ialah Allah yang tidak berubah, baik dahulu, kemarin, kini dan selama-lamanya. Jadi pengampunan dosa didapatkan bukan dengan serangkaian tindakan manusia dan menurut cara-cara manusia, namun begitu bebalnya manusia, keturunan Adam berikutnya malah mengulangi cara-cara Adam-Hawa yang mencoba menutupi dosa melalui tindakan manusia hingga saat ini. Adam-Hawa mengalami sendiri bagaimana Allah Yang Hidup menutupi rasa malu mereka akibat dosa dengan kulit binatang yang dibunuh tersebut merupakan pengalaman spiritual yang sangat spektakuler dan sangat baru dalam kehidupan mereka. Karena itu seiring dengan terbentuknya pranata keluarga dengan lahirnya anak mereka tentu terjadi internalisasi nilai-nilai spiritual tadi secara lisan, seperti yang kita pelajari dalam Sosiologi melalui materi sosialisasi primer. Jadi Kain dan Habel mestinya mengerti perihal pengampunan dosa, menutupi rasa malu akibat dosa melalui penumpahan darah, karena itulah standar yang ditetapkan dari tempat maha tinggi, standar Allah sendiri. Kitab Ibrani 4 ayat 11 mencatat karena iman Habel telah mempersembahkan kepada Allah korban yang lebih baik dari pada korban Kain. Kita tahu bahwa iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh firman Kristus. Habel mendengar penyataan Allah tentang tata cara pengorbanan yang benar dan Habel bertindak berdasarkan iman, sehingga menyenangkan Allah, sebab tanpa iman tak mungkin orang berkenan kepada Kain tidak bertindak berdasar iman yang berdasarkan cara yang benar yang ditetapkan kitab Judas 1 ayat 11 mencatat celakalah mereka, karena mereka mengikuti jalan yang ditempuh Kain, dan karena mereka oleh sebab upah menceburkan diri dalam kesesatan Bileam, dan mereka binasa karena kedurhakaan seperti Korah. Tiga tokoh yang tak patut diikuti dalam alkitab setali tiga uang, Kain membangun tata peribadatan menurut selera dan caranya sendiri bukan berdasarkan cara dan ketetapan Allah, Bileam dengan motivasi yang tidak benar, serta yang paling fatal Korah memberontak terhadap ketetapan Allah dan ingin mengudeta orang pilihan Allah. Rasul Yohannes bahkan dengan ekstrim menyatakan dalam 1 Yoh 3 ayat 12 Bukan seperti Kain yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya ? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar”. Jadi jelaslah menghadap tahta kasih karunia Allah dalam penyembahan harus dengan motivasi yang benar, dan hubungan yang benar dengan Allah dan didasarkan atas iman, sebab tanpa iman tak mungkin orang berkenan pada Allah. Perenungan-perenungan di atas menasihatkan kita bersama agar kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenaan kepada-Nya, dengan hormat dan takut, sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. Kekudusan dan kemuliaan-Nya bagaikan api yang menghanguskan segala yang tidak kudus, Amin! 66. maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. 6:7. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka." 6:8.
Logo YouVersionAlkitabRencanaVideoDapatkan AplikasinyaPemilih BahasaIkon PencarianKejadian 416Lalu Kain pergi dari hadapan TUHAN dan ia menetap di tanah Nod, di sebelah timur AlkitabAplikasi Alkitab untuk Anak-AnakDapatkan Aplikasi Alkitab YouVersionSimpan ayat, baca luring, tonton klip pengajaran, dan lainnya!YouVersion menggunakan cookie untuk mempersonalisasi pengalaman Anda. Dengan menggunakan situs web kami, Anda menerima penggunaan cookie seperti yang dijelaskan dalam Kebijakan Privasi kamiBerandaAlkitabRencanaVideo
Jerusalem: Kej 14:6 - Hori. Orang Refaim, orang Zuzim (atau: Zamzumim), orang Emim dan orang Hori adalah penduduk legendaris daerah di seberang sungai Yordan, bdk Ula 2:10; 2:12 +; lihat Ula 1:28 +. Kota-kota mereka yang disebut di sini terletak sepanjang jalan raya yang turun ke Laut Merah (Taueber).
Kemudian Adam bersetubuh dengan Hawa, istrinya, dan hamillah wanita itu. Ia melahirkan seorang anak laki-laki dan berkata, “Dengan pertolongan TUHAN aku telah mendapat seorang anak laki-laki.” Maka dinamakannya anak itu Kain. Lalu Hawa melahirkan seorang anak laki-laki lagi, namanya Habel. Habel menjadi gembala domba, tetapi Kain menjadi petani. Beberapa waktu kemudian Kain mengambil sebagian dari panenannya lalu mempersembahkannya kepada TUHAN. Lalu Habel mengambil anak domba yang sulung dari salah seekor dombanya, menyembelihnya, lalu mempersembahkan bagian yang paling baik kepada TUHAN. TUHAN senang kepada Habel dan persembahannya, tetapi menolak Kain dan persembahannya. Kain menjadi marah sekali, dan mukanya geram. Maka berkatalah TUHAN kepada Kain, “Mengapa engkau marah? Mengapa mukamu geram? Jika engkau berbuat baik, pasti engkau tersenyum; tetapi jika engkau berbuat jahat, maka dosa menunggu untuk masuk ke dalam hatimu. Dosa hendak menguasai dirimu, tetapi engkau harus mengalahkannya.” Lalu kata Kain kepada Habel, adiknya, “Mari kita pergi ke ladang.” Ketika mereka sampai di situ, Kain menyerang dan membunuh Habel adiknya. TUHAN bertanya kepada Kain, “Di mana Habel, adikmu?” Kain menjawab, “Saya tak tahu. Haruskah saya menjaga adik saya?” Lalu TUHAN berkata, “Mengapa engkau melakukan hal yang mengerikan itu? Darah adikmu berseru kepada-Ku dari tanah, seperti suara yang berteriak minta pembalasan. Engkau terkutuk sehingga tak bisa lagi mengusahakan tanah. Tanah itu telah menyerap darah adikmu, seolah-olah dibukanya mulutnya untuk menerima darah adikmu itu ketika engkau membunuhnya. Jika engkau bercocok tanam, tanah tidak akan menghasilkan apa-apa; engkau akan menjadi pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi.” Maka kata Kain kepada TUHAN, “Hukuman itu terlalu berat, saya tak dapat menanggungnya. Engkau mengusir saya dari tanah ini, jauh dari kehadiran-Mu. Saya akan menjadi pengembara yang tidak punya tempat tinggal di bumi, dan saya akan dibunuh oleh siapa saja yang menemukan saya.” Tetapi TUHAN berkata, “Tidak. Kalau engkau dibunuh, maka sebagai pembalasan, tujuh orang termasuk pembunuhmu itu akan dibunuh juga.” Kemudian TUHAN menaruh tanda pada Kain supaya siapa saja yang bertemu dengan dia jangan membunuhnya. Lalu pergilah Kain dari hadapan TUHAN dan tinggal di tanah yang bernama “Pengembaraan” di sebelah timur Eden.
Kejadian 3 - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. . Termasuk dalam kumpulan kitab [1] [2] (abad ke-10 M), (abad ke-3 SM) dan. Pasal ini terdiri dari 24 ayat. Berisi kisah jatuhnya manusia ke dalam dosa. Di dalam episode ini ular (= ) menyerang Allah melalui ciptaan-Nya.
Keturunan Esau. 36:1 Inilah keturunan o Esau, yaitu Edom. p 36:2 Esau mengambil perempuan-perempuan Kanaan q menjadi isterinya, yakni Ada, anak Elon orang Het, r dan Oholibama, s anak Ana t anak Zibeon orang Hewi, u 36:3 dan Basmat, v anak Ismael, adik Nebayot. w 36:4 Ada melahirkan Elifas bagi Esau, dan Basmat melahirkan Rehuel, x 36:5 dan
\n \n kejadian 4 ayat 1 16
VIDEO2 - TADABBUR SURAT AL FATH AYAT 1-4. Pada dasarnya berbagai kejadian baik maupun buruk yang menimpa kita adalah ujian dan peringatan dari Allah agar kita selalu kembali dan berserah diri padaNya sebagaimana diingatkan Allah dalam surat Al Insan 29: 16 Jun, 2008. DZIKIR DAN DO'A. KHASIAT DAN MANFAAT ASMA'ULHUSNA (1) 18 May, 2009.
SABDAweb Kej 4:21. Adiknya bernama Yubal, dan keturunan Yubal adalah pemain musik kecapi dan seruling. TSI (2014) (4:20) MILT (2008) Dan nama adiknya adalah Yubal; dia yang menjadi bapak dari semua orang yang memainkan harpa dan seruling. Shellabear 2011 (2011) Nama adik Yabal ialah Yubal. Ia adalah bapak dari semua orang yang memainkan kecapi
TheBeginning. 1 In the beginning God created the heavens and the earth. 2 Now the earth was formless and empty, darkness was over the surface of the deep, and the Spirit of God was hovering over the waters. 3 And God said, "Let there be light," and there was light. 4 God saw that the light was good, and he separated the light from the Kejadian 22 (disingkat Kej 22) adalah bagian dari Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, kitab pertama yang termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa. [1] [2] Naskah sumber utama: Masoretik, Taurat Samaria, Septuaginta Naskah Laut Mati. Pasal ini terdiri dari 24 ayat. Ebml6.
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/745
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/550
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/793
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/320
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/702
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/778
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/242
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/310
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/593
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/451
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/18
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/373
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/862
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/564
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/426
  • kejadian 4 ayat 1 16