TafsirAl-Isra' 16: Penguasa Zalim Penyebab Bencana Jadi azab yang menimpa pada suatu daerah, negeri, pasti terkait dengan kesalahan pembesar negeri tersebut. Tidak mungkin azab yang menimpa suatu negeri karena kedurhakaan pembesar negeri lain.
Jakarta Putra Kedua Sultan Haji Hassanal Bolkiah, Pangeran Haji Abdul Azim meninggal dunia diusia 38 tahun pada Sabtu 24/10 sekitar pukul pagi waktu setempat. Tak diketahui pasti apa penyebab meninggalnya pewaris keempat tahta Kesultanan Brunei itu. Namun, diketahui bahwa ia telah menjalani perawatan di rumah sakit selama beberapa waktu sebelum meninggal. Meghan Markle Disebut Tinggalkan Pangeran Harry di Rumah untuk Pesta Bareng Selebritas Orangtua Kate Middleton Jual Perusahaan Penyedia Perlengkapan Pesta Setelah Bangkrut Bobi Anjing Tertua di Dunia Merayakan Ulang Tahunnya yang ke 31 Dilansir dari Minggu 25/10/2020, semasa hidupnya, sang pangeran dikenal karena kemurahan hati dan pesta mewahnya. Lantaran ia memiliki banyak teman selebriti. Berkat terjunnya ke Hollywood sebagai produser bersama perusahaan film yang berbasis di London, Daryl Prince Productions yang memproduksi 'You're Not You', Azim tidak asing lagi untuk berbaur dengan orang kaya dan terkenal. Dengan kekayaannya yang ditaksir sekitar USD 5 miliar tersebut ia juga gemar beramal. Pada 2009, Pangeran Haji Abdul Azim pernah mendesain tas akhir pekan yang bisa digunakan pria maupun wanita unisex untuk MCM. Hasil penjualan tas tersebut ditujukan bagi yayasan amal Inggris Make A Wish Foundation. Selain itu, ia sempat menghebohkan pemberitaan internasional dengan mengadakan pesta ulang tahun pada tahun 2009 yang dijuluki 'Party of the Year'. Ia merogoh kocek pound atau USD atau sekitar RP 1,3 miliar USD 1=Rp14,742 hanya untuk bunga-bunga menghiasi acara dan mengundang Mariah, Janet Jackson, dan Sophia Loren. Sang pangeran sempat dilaporkan memiliki hubungan dekat dengan Mariah, dan pernah menghadiahkan penyanyi wanita itu dengan perhiasan senilai USD 6 juta. Kemudian di pesta perayaan ulang tahunnya yang ke 30 diadakan di Dorchester Hotel London pada tahun 2012, ia mengundang selebriti dunia seperti Mariah Carey, Pamela Anderson, dan Raquel Welch. Demikian menurut keterangan, Pangeran Haji Abdul Azim dikebumikan pada hari yang sama sekitar waktu salat Ashar. Saat ini, Brunei pun menjalani tujuh hari masa duka cita yang ditandai dengan masyarakat diminta mengenakan pakaian putih atau pun pita putih di lengan. Saksikan Video Pilihan di Bawah IniSaksikan enam fakta menarik sang pangerang tampan dari negeri Brunei di video ini.
Tipepertama adalah kepemimpinan bencana, yaitu kepemimpinan yang memungkinkan penguatan kapasitas budaya ketahanan bencana. Kepemimpinan bencana mendorong segenap potensi yang ada untuk bisa mencegah, mengurangi, dan menanggapi risiko/situasi bencana. Dalam kepemimpinan bencana, pencegahan dan penanganan bencana dijadikan salah satu prioritas yang membutuhkan tidak hanya kesadaran dan niat yang sungguh-sungguh, tapi juga kerja keras secara benar.
Senin, 27 Zulqaidah 1444 H / 20 Oktober 2014 1451 wib views Oleh Badrul Tamam Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah โ€“Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya. Indonesia kaya akan kekayaan alamnya, tapi juga kaya akan berbagai musibah dan konflik. Hitung saja sejak naiknya presiden Indonesia sekarang, sudah berapa musibah besar terjadi di negeri ini. Bukan hanya yang menimpa fisik, musibah akidah dan akhlak juga semakin merajalela. Paham sesat pluralisme dan sekulerisme yang mematikan hati semakin dapat tempat. Aliran-aliran sempalan Islam semakin terlindungi. Sebaliknya gerakan dakwah untuk ditegakkannya hukum Allah di bumi Indonesia dimusuhi dan dicitrakan sebagai paham teroris. Bahkan, para tokohnya dibunuh, dipenjara, dan dirusak nama baiknya. Paceklik dan kemarau panjang salah satu musibah yang sekarang sedang mengancam. Banyak masyarakat sudah kesulitan mendapatkan air bersih yang layak untuk dikonsumsi, dipakai mandi dan cuci. Kekeringan yang menyebabkan gagal panen sudah menimpa ribuan hektar sawah di beberapa daerah. Ditahannya hujan sehingga terjadi peceklik dan kekeringan merupakan akibat dosa manusia. Sedangkan manusia adalah makhluk sosial yang hidup di bawah suatu kepemimpinan/pemerintahan yang menetapkan aturan atas mereka. Baik dan buruknya aturan akan mempengaruhi kesalehan mereka. Jika aturan yang diterapkan tidak didasarkan pada iman dan untuk mewujudkan ketakwaan, maka masyarakatpun akan tidak shalih. Apalagi kalau aturan melegalkan kemungkaran dan melindunginya, maka masyarakat akan menjadi pendosa. Sehingga musibah dan bencana akan turun karenanya. Diriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma, ia berkata Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berdiri di hadapan kami lalu bersabda ูŠูŽุง ู…ูŽุนู’ุดูŽุฑูŽ ุงู„ู’ู…ูู‡ูŽุงุฌูุฑููŠู†ูŽ ุฎูŽู…ู’ุณูŒ ุฅูุฐูŽุง ุงุจู’ุชูู„ููŠุชูู…ู’ ุจูู‡ูู†ู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽุนููˆุฐู ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ุชูุฏู’ุฑููƒููˆู‡ูู†ู‘ูŽ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุธู’ู‡ูŽุฑู’ ุงู„ู’ููŽุงุญูุดูŽุฉู ูููŠ ู‚ูŽูˆู’ู…ู ู‚ูŽุทู‘ู ุญูŽุชู‘ูŽู‰ ูŠูุนู’ู„ูู†ููˆุง ุจูู‡ูŽุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ููŽุดูŽุง ูููŠู‡ูู…ู’ ุงู„ุทู‘ูŽุงุนููˆู†ู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽูˆู’ุฌูŽุงุนู ุงู„ู‘ูŽุชููŠ ู„ูŽู…ู’ ุชูŽูƒูู†ู’ ู…ูŽุถูŽุชู’ ูููŠ ุฃูŽุณู’ู„ูŽุงููู‡ูู…ู’ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู…ูŽุถูŽูˆู’ุง ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุตููˆุง ุงู„ู’ู…ููƒู’ูŠูŽุงู„ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ููŠุฒูŽุงู†ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูุฎูุฐููˆุง ุจูุงู„ุณู‘ูู†ููŠู†ูŽ ูˆูŽุดูุฏู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ู…ูŽุฆููˆู†ูŽุฉู ูˆูŽุฌูŽูˆู’ุฑู ุงู„ุณู‘ูู„ู’ุทูŽุงู†ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู…ู’ู†ูŽุนููˆุง ุฒูŽูƒูŽุงุฉูŽ ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงู„ูู‡ูู…ู’ ุฅูู„ู‘ูŽุง ู…ูู†ูุนููˆุง ุงู„ู’ู‚ูŽุทู’ุฑูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ุณู‘ูŽู…ูŽุงุกู ูˆูŽู„ูŽูˆู’ู„ูŽุง ุงู„ู’ุจูŽู‡ูŽุงุฆูู…ู ู„ูŽู…ู’ ูŠูู…ู’ุทูŽุฑููˆุง ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูŽู†ู’ู‚ูุถููˆุง ุนูŽู‡ู’ุฏูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุนูŽู‡ู’ุฏูŽ ุฑูŽุณููˆู„ูู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุณูŽู„ู‘ูŽุทูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุนูŽุฏููˆู‘ู‹ุง ู…ูู†ู’ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ูู…ู’ ููŽุฃูŽุฎูŽุฐููˆุง ุจูŽุนู’ุถูŽ ู…ูŽุง ูููŠ ุฃูŽูŠู’ุฏููŠู‡ูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽุง ู„ูŽู…ู’ ุชูŽุญู’ูƒูู…ู’ ุฃูŽุฆูู…ู‘ูŽุชูู‡ูู…ู’ ุจููƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽูŠูŽุชูŽุฎูŽูŠู‘ูŽุฑููˆุง ู…ูู…ู‘ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุฒูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุจูŽุฃู’ุณูŽู‡ูู…ู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ู’ "Wahai sekalian Muhajirin, lima perkara apabila menimpa kalian, dan aku berlindung kepada Allah dari kalian menjumpainya Tidaklah merebak perbuatan keji seperti zina, homo seksual, pembunuhan, perampokan, judi, mabok, konsumsi obat-obatan terlarang dan lainnya di suatu kaum sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan kecuali akan merebak di tengah-tengah mereka wabah penyakit thaโ€™un semacam kolera dan kelaparan yang tidak pernah ada ada pada generasi sebelumnya. Tidaklah mereka mengurangi takaran dan timbangan kecuali akan disiksa dengan paceklik panjang, susahnya penghidupan, dan kezaliman penguasa atas mereka. Tidaklah mereka menahan membayar zakat kecuali hujan dari langit akan ditahan dari mereka. Dan sekiranya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan. Tidaklah mereka melanggar janji Allah dan janji Rasul-Nya, kecuali akan Allah jadikan musuh mereka dari kalangan kuffar menguasai mereka, lalu ia merampas sebagian kekayaan yang mereka miliki. Dan tidaklah pemimpin-pemimpin mereka kaum muslimin berhukum dengan selain Kitabullah dan menyeleksi apa-apa yang Allah turunkan syariat Islam, kecuali Allah timpakan permusuhan di antara mereka.โ€ HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim dengan sanad shahih." HR Ibnu Majah dan Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam ash-Shahihah no. 106 Dalam hadits di atas, pemimpin zalim disebutkan sebagai akibat atas kedurhakaan msyarakat. Namun, di ujung disebutkan, pemimpin yang tidak menerapkan syariat akan menyebabkan terjadinya perpecahan dan permusuhan di tengah-tengah masyarakat. Disamping mereka sebagai akibat mereka juga menjadi sebab. Karena, tidaklah perbuatan-perbuatan keji akan tersebar dan dilakukan terang-terangan di tengah-tengah manusia, jika pemimpinnya tegas dalam menerapkan hukum Islam. Tidak ada pezina dan pelacur yang beriklan jika pemimpin menerapkan hukum Islam berupa cambuk dan rajam. Jangankan zinanya, segala sarana yang mengarah ke sana saja dilarangnya. Tidak seperti di negeri ini, pelacuran dilindungi, dilegalkan dan dilokalisir di tempat yang dilindungi undang-undang. Siapa yang menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar di sana, dianggap melakukan kriminal karena melanggar undang-undang. Bahkan penamaannya diganti dengan Pekerja Seks Komersial PSK yang seolah menjadi jalan resmi untuk mencari nasi, sekelas dengan kuli bangunan, Pedagang, sampai PNS. Menahan dan tidak mengeluarkan zakat tidak akan terjadi dengan luas jika pemerintah menerapkan hukum Islam. Karena kepentingan utamanya, menegakkan hukum Allah, membimbing masyarakat untuk bertakwa, dan mengatur kemaslahatan dunia mereka. Namun, jika bukan pemerintahan Islam yang mengaturnya dan bukan hukum Islam yang ditegakkannya, mengelola zakat tidak menjadi bagian kepentingannya. Jika ada yang menahan dan tidak mengeluarkannya bukan sebagai pelanggaran, namun sebaliknya jika tidak mebayar pajak maka dianggap melangar. Padahal pajak tidak dikenal dan tidak wajib bagi kaum muslimin, kecuali jika mereka hidup dibawah penguasa selain mereka. Kekhawatiran dari Pemimpin Penyesat Keberadaan para pemimpin penyesat sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุฃูŽุฎูŽุงูู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฆูู…ู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูุถูู„ู‘ููŠู†ูŽ โ€œSesungguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah berkuasanya para pemimpin yang menyesatkan.โ€ HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ahmad, dan al-Darimi. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam al-Shahihah 4/109, no. 1582, dalam Shahih al-Jamiโ€™, no. 1773 dan 2316 Menurut penulis Fath al-Majid, penggunaan kata Innama yang mengandung makna al-hashr pembatasan/penghususan menjelaskan bahwa beliau sangat takut dan khawatir terhadap umatnya dari para pemimpin yang menyesatkan. Bahkan fitnah yang ditimbulkannya lebih menakutkan daripada fitnah Dajjal. Abu Dzar radhiyallahu 'anhu pernah pertanya kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽูŠู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุฃูŽุฎู’ูˆูŽูู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ูŽุชููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ุฏู‘ูŽุฌู‘ูŽุงู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฆูู…ู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูุถูู„ู‘ููŠู†ูŽ โ€œWahai Rasulullah, apa yang lebih engkau takutkan atas umatmu daripada Dajjal. Beliau menjawab, โ€œPara pemimpin yang mudhillin menyesatkanโ€.โ€ HR. Ahmad. Syaikh Al-Albani mengatakan para perawinya terpercaya kecuali Ibnu Luhaiโ€™ah buruk hafalannya. AL-AIMMAH AL-MUDHILLIN para pemimpin penyesat umat masuk di dalamnya para umara pemimpin pemerintahan, ulama, dan ahli ibadah. Para umara tersebut adalah mereka yang menerapkan hukum dengan selain hukum Islam, bertindak dzalim, dictator dan kejam, dan tidak menunaikan hak-hak rakyat. Para ulama yang menjadi pemimpin penyesat karena mereka menyembunyikan ilmu dan merubah-rubahnya. Suka mengakali dalil untuk kepentingan syahwatnya atau kepentingan para pemimpinnya. Sedangkan para ahli ibadah yang menjadi pemimpin menyesatkan, karena mereka suka membuat tata cara ibadah baru yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu mereka ditiru dan diidolakan. Apalagi kalau mereka sampai memotifasi umat untuk melaksanakannya. Akibatnya, dia sesat dan menyesatkan manusia. Keberadaan mereka itulah yang menyebabkan Islam akan roboh. Dari Ziyad bin Hudair berkata. Umar radhiyallahu 'anhu berkata kepadaku, โ€œApakah engkau tahu apa yang akan menghancurkan Islam?โ€ Aku Ziyad menjawab, โ€œTidak.โ€ Beliau berkata, โ€œYang akan menghancurkannya adalah menyimpangnya ulama, gugatan orang munafik terhadap Al-Kitab, dan hukum para pemimpin yang menyesatkan.โ€ HR. al-Daarimi. Syaikh Al-Albani mengatakan dalam Takhrij al-Misykah 1/89, โ€œsanadnya shahih.โ€ Penutup Jika pemimpin dan penguasa seperti itu sifatnya, maka semua urusan akan jungkir balik. Akibatnya, pembohong dipercaya, orang jujur didustakan, penghianat diberi amanat, orang terpercaya dihianati dan didustakan, orang bodoh berbicara, orang alim dipenjara dan dilarang bicara. Kondisi ini persis seperti yang diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, โ€œSesungguhnya di antara tanda-tanda kiamat ialah ilmu diangkat dan tersebarnya kebodohan.โ€ Muttafaq Alaih dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu Semoga Allah memberikan kepada kita para pemimpin yang takut kepada Allah dan memiliki sifat amanah, mengasihi rakyat dan tidak suka hidup mewah, menegakkan kebenaran dan menghancurkan kebatilan, cinta syariat dan anti khianat. Amiin, yaa Rabbal alamin. [PurWD/ Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita! +Pasang iklan Gamis Syari Murah Terbaru Original FREE ONGKIR. Belanja Gamis syari dan jilbab terbaru via online tanpa khawatir ongkos kirim. Siap kirim seluruh Indonesia. Model kekinian, warna beragam. Adem dan nyaman dipakai. Cari Obat Herbal Murah & Berkualitas? Di sini Melayani grosir & eceran herbal dari berbagai produsen dengan > jenis produk yang kami distribusikan dengan diskon sd 60% Hub 0857-1024-0471 Dicari, Reseller & Dropshipper Tas Online Mau penghasilan tambahan? Yuk jadi reseller tas TBMR. Tanpa modal, bisa dikerjakan siapa saja dari rumah atau di waktu senggang. Daftar sekarang dan dapatkan diskon khusus reseller NABAWI HERBA Suplier dan Distributor Aneka Obat Herbal & Pengobatan Islami. Melayani Eceran & Grosir Minimal 350,000 dengan diskon 60%. Pembelian bisa campur produk > jenis produk.
LimaPenyebab Datangnya Bencana (Ilustrasi freepik.com) Lima Penyebab Datangnya Bencana ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma'had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo. PWMU.CO - Kajian Lima Penyebab Datangnya Bencana ini kita mulai dari hadits riwayat Ibnu Majah. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ada dua tipe kepemimpinan yang penting untuk direnungkan oleh kita yang hidup dalam selingkung tahu bahwa bencana, khususnya di Indonesia, dipengaruhi berbagai aspek yang kompleks. Mulai dari hidrometeorologi, geologi, biologi, lingkungan, hingga teknologi. Faktor yang membauri setiap aspek tersebut juga tidak sedikit dan saling terkait. Selain itu ada satu aspek yang tidak bisa dikeluarkan dari daftar "penanggung jawab" bencana, yaitu manusia. Bencana tak bisa dilepaskan dari faktor manusia dan budayanya. Bencana bisa bermula dari kegagalan pembangunan yang dilakukan oleh manusia. Pembangunan tidak hanya wujud bangunan fisik, tapi juga pembangunan budaya, kapasitas, intelektualitas, dan kesadaran insani dalam mengelola risiko bencana. Dalam konteks ini faktor manusia atau kepemimpinan manusia memainkan peran yang sangat vital. Apalagi, kita sudah tiba pada masa kejadian bencana yang cenderung meningkat, baik frekuensinya maupun dari itu ada dua tipe kepemimpinan. Tipe pertama adalah kepemimpinan bencana, yaitu kepemimpinan yang memungkinkan penguatan kapasitas budaya ketahanan bencana. Kepemimpinan bencana mendorong segenap potensi yang ada untuk bisa mencegah, mengurangi, dan menanggapi risiko/situasi bencana. Dalam kepemimpinan bencana, pencegahan dan penanganan bencana dijadikan salah satu prioritas yang membutuhkan tidak hanya kesadaran dan niat yang sungguh-sungguh, tapi juga kerja keras secara kepemimpinan bencana, pemimpin menjadikan pencegahan dan pengurangan risiko bencana sebagai salah satu kebutuhan penting. Apalagi di daerah atau wilayah yang memiliki kerawanan tinggi sehingga bencana bisa memberikan dampak yang lebih hebat. Seorang pemimpin mungkin tidak ahli bencana dan bukan pakar menata kota. Akan tetapi karena sadar akan kepemimpinan bencana dan menjadikan pencegahan bencana sebagai kebutuhan, maka tenaga, pikiran, modal dan potensi yang ada di sekelilingnya akan didayagunakan secara konsisten dan maksimal untuk memenuhi kebutuhan yang memiliki kualitas kepemimpinan bencana bisa diteladani dari sikap, perkataan, atau kebijakan-kebijakannya. Keteladanannya itu diarahkan untuk memberdayakan masyarakat dan lingkungan agar lebih sadar bencana. Kepemimpinan bencana yang baik paham bahwa kondisi semesta akibat pemanasan global telah memicu cuaca ekstrem dan hujan deras. Namun, ia tidak pasrah. Ia juga tidak akan melenakan masyarakat dengan menyuruh masyarakat agar menerima bencana begitu saja seperti memerintahkan umat menerima takdir Tuhan. 1 2 3 Lihat Sosbud Selengkapnya
Seorangpemimpin yang zalim akan merasakan akibatnya pada Hari Pembalasan. "Sungguh, manusia yang paling dicintai Allah pada Hari Kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah ialah pemimpin yang adil. Orang yang paling dibenci Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah pemimpin yang zalim" (HR Tirmidzi). Didoakan kesukaran
Oleh Dr. KH. A Mustaโ€™in Syafiโ€™ie, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur โ€œwa idzaa aradnaa an nuhlika qaryatan amarnaa mutrafiihaa fa fasaqu fiihaa fa haqqa alaihal-qaulu fa dammarnaahaa tadmiiraa 16. Ayat sebelumnya bertutur soal kemahakasihan Tuhan yang tidak bakal menyiksa manusia sebelum diutus utusan atau sebelum ada juru dakwah yang berseru keimanan. Mereka yang patuh akan mendapat kebaikan dan yang durhaka bakalan disiksa. Lalu pada ayat kaji ini menuturkan, bahwa Allah SWT akan menghajar habis-habisan sebuah kaum karena kezaliman, karena kedurhakaan yang dilakukan para penguasanya. Meskipun ibadah rakyat bagus-bagus, meskipun amal perbuatan mereka sesuai syariโ€™ah agama, tapi kalau para pejabatnya banyak yang mengumbar nafsu, korup, berfoya-foya, maka itu berpotensi turunnya azab atas kaum tersebut. Terkait turunnya azab tersebut, cukup diambil dua kata kunci pada ayat ini, yakni mutrafiha pembesar dan fafasaqu fiha durhaka. Mutraf, mutarafun, adalah kaum jetset, borjuis, pembesar yang bergelimang harta dan hobi berfoya-foya. Derajat sosial yang tinggi dan serba berkecukupan membuat mereka bebas melakukan apa saja. Sementara kata โ€œfa fasaqu fihaโ€, menunjukkan betapa kaum mutarin tadi telah terjerumus kepada kefasikan, kemaksiatan, kedurhakaan. Hal demikian karena pada umumnya, nafsu dan syahwat sangat mendominasi pola hidup mereka, sehingga cenderung abai terhadap kewajibannya sebagai pemimpin, sebagai orang gedean yang mesti memberi contoh kesalehan kepada umat. Di kepala mereka, nafsu hedonis lebih utama ketimbang menunaikan amanah. Dari dua kata ini menunjukkan, bahwa kaum mutarafin itu tidak semuanya mesti hobi berbuat maksiat, tidak semuanya mesti ngumbar durhaka, melainkan cenderung durhaka. Begitu mereka durhaka dan terus dalam kedurhakaan, maka langit bersikap lain fa haqq alaiha al-qaulโ€. Barulah Allah SWT memutuskan untuk layak diazab. Azab turun beneran dengan volume top, โ€œfa dammarnaha tadmiraโ€, dihancurkan sehancur-hancurnya. Beberapa kata dalam ayat kaji ini penting dianalisis. Pertama, kata qaryah, artinya perkampungan atau bangsa. Kata ini menunjukkan ruang tertentu, daerah atau negeri tertentu, tidak bias dan umum. Jadi azab yang menimpa pada suatu daerah, negeri, pasti terkait dengan kesalahan pembesar negeri tersebut. Tidak mungkin azab yang menimpa suatu negeri karena kedurhakaan pembesar negeri lain. Kedua, โ€œamarnaโ€ mutrafiha. Qiraโ€™ah lain, โ€œammarnaโ€ pakai tasydid. Amara, artinya memerintahkan, menyuruh. Sedangkan โ€œammaraโ€, artinya menguasakan. Allah memberi negeri tersebut penguasa yang mutrafin. Jadi, salah satu tanda ketidak sukaan Tuhan terhadap suatu negeri, yaitu ketika Allah memberi mereka pemimpin yang mutrafin. Pengertian pemimin mutrafin tidak saja tertumpu kepada top leader, presiden, melainkan juga pada para pembantunya, menteri dan sebagainya. Kadang bupatinya bagus, tapi para kepala bagiannya brengsek. *

Kitabisa baca beberapa hadis yang menyatakan ancaman bagi pemimpin yang zalim dan abai. Seperti dalam hadis berikut: "Tiga orang yang Allah enggan berbicara dengan mereka pada hari kiamat kelak. (Dia) tidak sudi memandang muka mereka, (Dia) tidak akan membersihkan mereka daripada dosa (dan noda). Dan bagi mereka disiapkan siksa yang sangat

โ€œWa idzaa aradnaa an nuhlika qaryatan amarnaa mutrafiihaa fa fasaqu fiihaa fa haqqa alaihal-qaulu fa dammarnaahaa tadmiiraaโ€ Oleh Dr. KH A Mustaโ€™in Syafiโ€™ie, Ayat sebelumnya bertutur soal kemahakasihan Tuhan yang tidak bakal menyiksa manusia sebelum diutus utusan atau sebelum ada juru dakwah yang berseru keimanan. Mereka yang patuh akan mendapat kebaikan dan yang durhaka bakalan disiksa. Lalu pada ayat kaji ini menuturkan, bahwa Allah SWT akan menghajar habis-habisan sebuah kaum karena kezaliman, karena kedurhakaan yang dilakukan para penguasanya. Meskipun ibadah rakyat bagus-bagus, meskipun amal perbuatan mereka sesuai syariโ€™ah agama, tapi kalau para pejabatnya banyak yang mengumbar nafsu, korup, berfoya-foya, maka itu berpotensi turunnya azab atas kaum tersebut. Terkait turunnya azab tersebut, cukup diambil dua kata kunci pada ayat ini, yakni mutrafiha pembesar dan fafasaqu fiha durhaka. Mutraf, mutarafun, adalah kaum jetset, borjuis, pembesar yang bergelimang harta dan hobi berfoya-foya. Derajat sosial yang tinggi dan serba berkecukupan membuat mereka bebas melakukan apa saja. Sementara kata โ€œfa fasaqu fihaโ€, menunjukkan betapa kaum mutarin tadi telah terjerumus kepada kefasikan, kemaksiatan, kedurhakaan. Hal demikian karena pada umumnya, nafsu dan syahwat sangat mendominasi pola hidup mereka, sehingga cenderung abai terhadap kewajibannya sebagai pemimpin, sebagai orang gedean yang mesti memberi contoh kesalehan kepada umat. Di kepala mereka, nafsu hedonis lebih utama ketimbang menunaikan amanah. Dari dua kata ini menunjukkan, bahwa kaum mutarafin itu tidak semuanya mesti hobi berbuat maksiat, tidak semuanya mesti ngumbar durhaka, melainkan cenderung durhaka. Begitu mereka durhaka dan terus dalam kedurhakaan, maka langit bersikap lain fa haqq alaiha al-qaulโ€. Barulah Allah SWT memutuskan untuk layak diazab. Azab turun beneran dengan volume top, โ€œfa dammarnaha tadmiraโ€, dihancurkan sehancur-hancurnya. Beberapa kata dalam ayat kaji ini penting dianalisis. Pertama, kata qaryah, artinya perkampungan atau bangsa. Kata ini menunjukkan ruang tertentu, daerah atau negeri tertentu, tidak bias dan umum. Jadi azab yang menimpa pada suatu daerah, negeri, pasti terkait dengan kesalahan pembesar negeri tersebut. Tidak mungkin azab yang menimpa suatu negeri karena kedurhakaan pembesar negeri lain. Kedua, โ€œamarnaโ€ mutrafiha. Qiraโ€™ah lain, โ€œammarnaโ€ pakai tasydid. Amara, artinya memerintahkan, menyuruh. Sedangkan โ€œammaraโ€, artinya menguasakan. Allah memberi negeri tersebut penguasa yang mutrafin. Jadi, salah satu tanda ketidak sukaan Tuhan terhadap suatu negeri, yaitu ketika Allah memberi mereka pemimpin yang mutrafin. Pengertian pemimin mutrafin tidak saja tertumpu kepada top leader, presiden, melainkan juga pada para pembantunya, menteri dan sebagainya. Kadang bupatinya bagus, tapi para kepala bagiannya brengsek.* Sumber Gelora
Coba bisa diganti gak redaksinya, pemimpin kita misalnya nih zalim, ok, coba ganti lafaznya," imbaunya. "Pemimpin kita belum sempurna keadilannya, pemimpin kita baru berusaha adil belum adil. Bisa gak gitu, Pak? Lafaznya dihaluskan gitu," sambungnya lagi. "Kenapa? Karena bala bencana turun jika lafaz sudah keluar di sini."
โ€“ Menjadi sunnatullah, bahwa segala musibah dan peristiwa di dunia ini terjadi karena adanya sabab musabab. Tatkala Alloh menurunkan bencana pasti ada sebab yang dilakukan oleh manusia. Salah satu sebab yang mendatangkan bencana adalah lahirnya penguasa zalim ditengah-tengah masyarakat. Menurut tafsir surat Al-Isra ayat 16, dijelaskan bahwa penguasa zalim adalah sebab turunnya bencana, baik di laut darataupun udara. Alloh Subhanahu wa taโ€™alaa berfirman wa idzaa aradnaa an nuhlika qaryatan amarnaa mutrafiihaa fa fasaqu fiihaa fa haqqa alaihal-qaulu fa dammarnaahaa tadmiiraa ayat 16. Ayat sebelumnya bertutur soal kemahakasihan Tuhan yang tidak bakal menyiksa manusia sebelum diutus utusan atau sebelum ada juru dakwah yang berseru keimanan. Mereka yang patuh akan mendapat kebaikan dan yang durhaka bakalan disiksa. Lalu pada ayat kaji ini menuturkan, bahwa Allah SWT akan menghajar habis-habisan sebuah kaum karena kezaliman, karena kedurhakaan yang dilakukan para penguasanya. Meskipun ibadah rakyat bagus-bagus, meskipun amal perbuatan mereka sesuai syariโ€™ah agama, tapi kalau para pejabatnya banyak yang mengumbar nafsu, korup, berfoya-foya, maka itu berpotensi turunnya azab atas kaum tersebut. Terkait turunnya azab tersebut, cukup diambil dua kata kunci pada ayat ini, yakni mutrafiha pembesar dan fafasaqu fiha durhaka. Mutraf, mutarafun, adalah kaum jetset, borjuis, pembesar yang bergelimang harta dan hobi berfoya-foya. Derajat sosial yang tinggi dan serba berkecukupan membuat mereka bebas melakukan apa saja. Sementara kata โ€œfa fasaqu fihaโ€, menunjukkan betapa kaum mutarin tadi telah terjerumus kepada kefasikan, kemaksiatan, kedurhakaan. Hal demikian karena pada umumnya, nafsu dan syahwat sangat mendominasi pola hidup mereka, sehingga cenderung abai terhadap kewajibannya sebagai pemimpin, sebagai orang gedean yang mesti memberi contoh kesalehan kepada umat. Di kepala mereka, nafsu hedonis lebih utama ketimbang menunaikan amanah. Dari dua kata ini menunjukkan, bahwa kaum mutarafin itu tidak semuanya mesti hobi berbuat maksiat, tidak semuanya mesti ngumbar durhaka, melainkan cenderung durhaka. Begitu mereka durhaka dan terus dalam kedurhakaan, maka langit bersikap lain fa haqq alaiha al-qaulโ€. Barulah Allah SWT memutuskan untuk layak diazab. Azab turun beneran dengan volume top, โ€œfa dammarnaha tadmiraโ€, dihancurkan sehancur-hancurnya. Beberapa kata dalam ayat kaji ini penting dianalisis. Pertama, kata qaryah, artinya perkampungan atau bangsa. Kata ini menunjukkan ruang tertentu, daerah atau negeri tertentu, tidak bias dan umum. Jadi azab yang menimpa pada suatu daerah, negeri, pasti terkait dengan kesalahan pembesar negeri tersebut. Tidak mungkin azab yang menimpa suatu negeri karena kedurhakaan pembesar negeri lain. Kedua, โ€œamarnaโ€ mutrafiha. Qiraโ€™ah lain, โ€œammarnaโ€ pakai tasydid. Amara, artinya memerintahkan, menyuruh. Sedangkan โ€œammaraโ€, artinya menguasakan. Allah memberi negeri tersebut penguasa yang mutrafin. Jadi, salah satu tanda ketidak sukaan Tuhan terhadap suatu negeri, yaitu ketika Allah memberi mereka pemimpin yang mutrafin. Pengertian pemimin mutrafin tidak saja tertumpu kepada top leader, presiden, melainkan juga pada para pembantunya, menteri dan sebagainya. Kadang bupatinya bagus, tapi para kepala bagiannya brengsek. Oleh Dr. KH A Mustaโ€™in Syafiโ€™ie

๏ปฟTafsirAl-Isra 16: Penguasa Zalim, Penyebab Bencana @geloranews 16 Januari 2021. Jadi, salah satu tanda ketidak sukaan Tuhan terhadap suatu negeri, yaitu ketika Allah memberi mereka pemimpin yang mutrafin. Pengertian pemimin mutrafin tidak saja tertumpu kepada top leader, presiden, melainkan juga pada para pembantunya, menteri dan

BENCANA AKHIR ZAMAN YANG DISEBABKAN OLEH PEMIMPIN YANG DZALIM Oleh Muhammad Ihsanudin ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ู†ูŽุญู’ู…ูŽุฏูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุนููŠู’ู†ูู‡ู ูˆูŽู†ูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑูู‡ู’ ูˆูŽู†ูŽุนููˆุฐู ุจูุงู„ู„ู‡ู ู…ูู†ู’ ุดูุฑููˆู’ุฑู ุฃูŽู†ู’ููุณูู†ูŽุง ูˆูŽู…ูู†ู’ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชู ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูู†ูŽุงุŒ ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽู‡ู’ุฏูู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ููŽู„ุงูŽ ู…ูุถูู„ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุถู’ู„ูู„ู’ ููŽู„ุงูŽ ู‡ูŽุงุฏููŠูŽ ู„ูŽู‡ู. ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู. ูˆุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุฉู ูˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ุงูŽู…ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุจู’ู†ู ุนูŽุจู’ุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ู„ุงูŽ ู†ูŽุจููŠูŽ ูˆูŽ ู„ุงูŽ ุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ุฅูู„ูŽู‰ ู‚ููŠูŽุงู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุงุนูŽุฉู - ุจูŽู„ู‘ูŽุบูŽ ุงู„ุฑู‘ูุณูŽุงู„ูŽุฉูŽ ูˆูŽ ุฃูŽุฏูŽู‰ ุงู„ุฃูŽู…ูŽุงู†ูŽุฉูŽ ูˆูŽ ู†ูŽุตูŽุญูŽ ุงู„ุฃูู…ู‘ูŽุฉูŽ ูˆูŽ ุฌูŽุงู‡ูŽุฏูŽ ูููŠ ุณูŽุจููŠู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุฌูู‡ูŽุงุฏูู‡ู . ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฃููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆู†ูุณูŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ูˆุทุงุนุชู‡ ููŠ ูƒู„ู‘ ูˆู‚ุช ู„ุนู„ู‘ูƒู… ุชุฑุญู…ูˆู† ู‚ุงู„ ุงู„ู„ู‡ ุชุนุงู„ูŠ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุงุชู‘ูŽู‚ููˆู’ุง ุฑูŽุจู‘ูŽูƒูู…ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุฎูŽู„ูŽู‚ูŽูƒูู…ู’ ู…ู‘ูู†ู’ ู†ูŽูู’ุณู ูˆูŽุงุญูุฏูŽุฉู ูˆูŽุฎูŽู„ูŽู‚ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง ุฒูŽูˆู’ุฌูŽู‡ูŽุง ูˆูŽุจูŽุซู‘ูŽ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ูŽุง ุฑูุฌูŽุงู„ุงู‹ ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽู†ูุณูŽุขุกู‹ ูˆูŽุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ุชูŽุณูŽุขุกูŽู„ููˆู’ู†ูŽ ุจูู‡ู ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฑู’ุญูŽุงู…ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูƒูŽุงู†ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุฑูŽู‚ููŠู’ุจู‹ุง. ูˆ ู‚ุงู„ ุฃูŠุถุง ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู‚ููˆู’ู„ููˆู’ุง ู‚ูŽูˆู’ู„ุงู‹ ุณูŽุฏููŠู’ุฏู‹ุง. ูŠูุตู’ู„ูุญู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฃูŽุนู’ู…ูŽุงู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุบู’ููุฑู’ ู„ูŽูƒูู…ู’ ุฐูู†ููˆู’ุจูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูุทูุนู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูŽู‡ู ููŽู‚ูŽุฏู’ ููŽุงุฒูŽ ููŽูˆู’ุฒู‹ุง ุนูŽุธููŠู’ู…ู‹ุง. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ› ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุตู’ุฏูŽู‚ูŽ ุงู„ู’ุญูŽุฏููŠุซู ูƒูุชูŽุงุจู ุงู„ู„ู‡ูŽุŒ ูˆูŽุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ู’ู‡ูŽุฏู’ูŠู ู‡ูŽุฏู’ูŠู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูˆูŽุดู‘ูŽุฑูŽ ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชูู‡ูŽุง ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ ูˆูŽูƒูู„ู‘ูŽ ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉู ูููŠ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู…ู’ ุจูุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ุฏู‘ููŠู’ู†ู. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู Maโ€™asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumโ€™at Rahimakumullah Segala puji bagi Allah Taโ€™ala yang telah memberikan kepada kita semua nikmat-Nya. Mulai dari nikmat kesehatan, kesempatan, dan nikmat yang paling besar yaitu nikmat iman dan islam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad sallahu alaihiwasallam, yang telah membawa manusia dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang yaitu islam. Sebelumnya saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan taqwa. Karena hanya dengan ketakwaan kita akan mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. ููŽุชูŽุฒูŽูˆูŽู‘ุฏููˆู’ุง ููŽุฅูู†ูŽู‘ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุงู„ุฒูŽู‘ุงุฏ ุงู„ุชูŽู‚ู’ูˆูŽุง maka berbekallah kalian semua, dan sesungguhnya, sebaik-baik bekal adalah taqwa. Allah Taโ€™ala juga berfirman dalam ayat yang lain ูˆูŽู„ูŽูˆู’ ุฃูŽู†ูŽู‘ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฑูŽู‰ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆุง ูˆูŽุงุชูŽู‘ู‚ูŽูˆู’ุง ู„ูŽููŽุชูŽุญู’ู†ูŽุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู…ูŽุงุกู ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู โ€œJikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannyaโ€.[ QS. Al Aโ€™rof 96]. Maโ€™asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumโ€™at Rahimakumullah Mengatur kemaslahatan umat merupakan tanggung jawab terbesar seorang pemimpin. Kemakmuran atau kesengsaraan suatu masyarakat sangat tergantung pada peran yang ia mainkan. Ketika seorang pemimpin berlaku adil sesuai dengan petunjuk Syariat Islam maka masyarakat pun akan sejahtera. Demikian sebaliknya, ketika pemimpin tersebut berlaku zalim dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya maka rakyat pun akan berujung pada kesengsaraan. Oleh karena itu, pada hari kiamat kelak, pemimpin yang adil akan dijanjikan dengan berbagai macam keutamaan oleh Allah. Di antaranya Nabi Saw sebutkan bahwa pemimpin adil akan mendapatkan naungan di hari kiamat, sebagaimana sebuah riwayat dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda ุณูŽุจู’ุนูŽุฉูŒ ูŠูุธูู„ู‘ูู‡ูู…ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ููู‰ ุธูู„ู‘ูู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ู„ุงูŽ ุธูู„ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุธูู„ู‘ูู‡ู ุงู„ุฅูู…ูŽุงู…ู ุงู„ู’ุนูŽุงุฏูู„ู โ€œAda tujuh golongan orang yang akan mendapat perlindungan dari Allah pada hari kiamat di mana pada hari itu tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya. Salah satu dari ketujuh orang tersebut adalah pemimpin yang adil.โ€ HR. Bukhari dan Muslim Sebaliknya, ketika seorang pemimpin itu berlaku zalim terhadap rakyatnya, bohong dan tidak jujur dalam menjalankan amanahnya, maka Rasulullah sebutkan beragam ancaman yang akan menimpanya. Di antara bentuk ancaman tersebut adalah Orang kafir dan dzalim bisa menjadi pemimpin dan penguasa yang menguasai kaum muslimin. Al-Qurโ€™an menggambarkan karakter rezim penguasa kafir diktator senantiasa berdiri tegak diatas pelecehannya terhadap hukum Allah, pembelaannya terhadap sesama orang kafir dan permusuhannya terhadap orang-orang beriman. Mereka tidak segan-segan merusak atau melanggar aturan Allah, baik atas nama demokrasi, kemanusiaan, atau stabilitas kekuasaan. Sebaliknya, mereka tidak mau mentolerir hasrat atau aspirasi rakyat, manakala aspirasi tersebut dituntut atas nama keyakinan Islami atau idiologi Qurโ€™aniy. Mereka membantai ribuan manusia sekalipun, demi mematikan keyakinan atau aspirasi yang bersifat Islami, dianggap wajar dan tidak melanggar hukum, dengan alasan, demi keutuhan bangsa dan negara atau demi stabilitas dan keamanan nasional. Mereka mengancam rakyat dengan undang-undang atau memasukkannya ke dalam penjara jika tidak taat pada perintah penguasa. Allah berfirman ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽุฆูู†ู ุงุชู‘ูŽุฎูŽุฐู’ุชูŽ ุฅูู„ูŽูฐู‡ู‹ุง ุบูŽูŠู’ุฑููŠ ู„ูŽุฃูŽุฌู’ุนูŽู„ูŽู†ู‘ูŽูƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุณู’ุฌููˆู†ููŠู†ูŽ โ€œFir'aun berkata "Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain Aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan". QS. Asy-Syuโ€™ara 29. Kita harus percaya dan meyakini akan keadilan Allah dan tidak ada seorangpun yang dizholimi walaupun sedikit saja! Allah berfirman ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽุธู’ู„ูู…ู ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุดูŽูŠู’ุฆู‹ุง ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูŽ ุฃูŽู†ู’ููุณูŽู‡ูู…ู’ ูŠูŽุธู’ู„ูู…ููˆู†ูŽ โ€œSesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia sedikitpun, akan tetapi manusia Itulah yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri.โ€ QS. Yunus 44. ู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽูƒูŽ ู…ูู†ู’ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู ููŽู…ูู†ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ุฃูŽุตูŽุงุจูŽูƒูŽ ู…ูู†ู’ ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุฉู ููŽู…ูู†ู’ ู†ูŽูู’ุณููƒูŽ ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุณูŽู„ู’ู†ูŽุงูƒูŽ ู„ูู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฑูŽุณููˆู„ู‹ุง ูˆูŽูƒูŽููŽู‰ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุดูŽู‡ููŠุฏู‹ุง โ€œApa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, Maka dari kesalahan dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. dan cukuplah Allah menjadi saksi.โ€ QS. An-Nisa 79. Maโ€™asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumโ€™at Rahimakumullah Adapun diantara bencana yang disebabkan oleh kepemimpinan penguasa dzalim adalah Pertama ; Penguasa Zhalim Menyesatkan Umat Manusia Dan Menghancurkan Islam Keberadaan para pemimpin zhalim lagi jahil seperti yang diberitakan di dalam hadits shohih sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, ุฅูู†ู‘ูŽู…ูŽุง ุฃูŽุฎูŽุงูู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ูŽุชููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฆูู…ู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูุถูู„ู‘ููŠู†ูŽ โ€œSesungguhnya yang aku takutkan atas umatku adalah berkuasanya para pemimpin yang menyesatkan.โ€ HR. Abu Dawud Bahwa dalam penggunaan kata Innama yang mengandung makna al-hashr pembatasan/penghususan menjelaskan bahwa beliau sangat takut dan khawatir terhadap umatnya dari para pemimpin yang menyesatkan. Bahkan fitnah yang ditimbulkannya lebih menakutkan daripada fitnah Dajjal. Abu Dzar radhiyallahu anhu pernah pertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam ูŠูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฃูŽูŠู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ุฃูŽุฎู’ูˆูŽูู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฃูู…ู‘ูŽุชููƒูŽ ู…ูู†ู’ ุงู„ุฏู‘ูŽุฌู‘ูŽุงู„ู ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุฆูู…ู‘ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูุถูู„ู‘ููŠู†ูŽ โ€œWahai Rasulullah, apa yang lebih engkau takutkan atas umatmu daripada Dajjal. Beliau menjawab, โ€œPara pemimpin yang mudhillin menyesatkanโ€.โ€ HR. Ahmad Al-Aimmah Al-Mudhillin para pemimpin penyesat umat masuk di dalamnya para umara pemimpin pemerintahan. Para umara tersebut adalah mereka yang menerapkan hukum dengan selain hukum Islam, bertindak dzalim, diktator dan kejam, mengkriminalisasi ulama, dan tidak menunaikan atau mengabaikan hak-hak rakyat dan umat Islam. Kedua ; Berbuat Kerusakan Dan Sewenang-Wenang Di Muka Bumi Beberapa kebejatan Fir'aun sebagai penguasa zhalim sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an ุฅูู†ู‘ูŽ ููุฑู’ุนูŽูˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽุง ูููŠ ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ุถู ูˆูŽุฌูŽุนูŽู„ูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ูŽู‡ูŽุง ุดููŠูŽุนู‹ุง ูŠูŽุณู’ุชูŽุถู’ุนููู ุทูŽุงุฆูููŽุฉู‹ ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูŠูุฐูŽุจู‘ูุญู ุฃูŽุจู’ู†ูŽุงุกูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽูŠูŽุณู’ุชูŽุญู’ูŠููŠ ู†ูุณูŽุงุกูŽู‡ูู…ู’ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ู…ููู’ุณูุฏููŠู†ูŽ โ€œSesungguhnya Fir'aun telah berbuat sewenang-wenang di muka bumi' dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari mereka; menyembelih anak laki-laki dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sesungguhnya Fir'aun termasuk orang yang berbuat kerusakan". QS Al-Qoshosh 4. Ketika Fir'aun mengungkit-ungkit jasanya di hadapan Nabi Musa as, Nabi menjawab, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an "Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah disebabkan kamu telah memper budak Bani Israil" QS. Asy-Syuโ€™ara 22. Ayat di atas juga menunjukkan bahwa pejuang-pejuang kebatilan akan selalu tampil dengan propaganda โ€œpemimpin kafir yang adil lebih baik daripada pemimpin muslim yang korupsiโ€atau `pembangunan negeri, penegak keadilan dan kesejahteraan' serta serentet gelar dan sebutan lain yang sebenamya bertolak belakang dengan aktifitasnya. Sesungguhnya kebodohan dan ketakutan rakyat dimanfaatkannya untuk kepentingan pelestarian kekuasaannya. Dan dari kisah di atas, sebelum datangnya Musa alaihissalam, sebagian besar rakyat Bani Israil memang dalam genggaman kekuasaan Fir'aun dan antek-anteknya. Maโ€™asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumโ€™at Rahimakumullah Ketiga ; Memberikan Loyalitas Kepada Orang Kafir Allah mengabarkan tentang sikap dan karakter penguasa yang zhalim di dalam Al-Qurโ€™an ุจูŽุดู‘ูุฑู ุงู„ู’ู…ูู†ูŽุงููู‚ููŠู†ูŽ ุจูุฃูŽู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ูู…ู’ ุนูŽุฐูŽุงุจู‹ุง ุฃูŽู„ููŠู…ู‹ุงุŒ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ูŠูŽุชู‘ูŽุฎูุฐููˆู†ูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุงููุฑููŠู†ูŽ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุกูŽ ู…ูู†ู’ ุฏููˆู†ู ุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู†ูŽ ุฃูŽูŠูŽุจู’ุชูŽุบููˆู†ูŽ ุนูู†ู’ุฏูŽู‡ูู…ู ุงู„ู’ุนูุฒู‘ูŽุฉูŽ ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูุฒู‘ูŽุฉูŽ ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฌูŽู…ููŠุนู‹ุง โ€œKabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah.โ€ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ู„ูŽุง ุชูŽุชู‘ูŽุฎูุฐููˆุง ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ ูˆูŽุงู„ู†ู‘ูŽุตูŽุงุฑูŽู‰ูฐ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุกูŽ ุจูŽุนู’ุถูู‡ูู…ู’ ุฃูŽูˆู’ู„ููŠูŽุงุกู ุจูŽุนู’ุถู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุชูŽูˆูŽู„ู‘ูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ููŽุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ู„ูŽุง ูŠูŽู‡ู’ุฏููŠ ุงู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ุธู‘ูŽุงู„ูู…ููŠู†ูŽ โ€œHai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.โ€ QS. Al-Maidah 51 Bahwa Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini,โ€Allah Taโ€™ala melarang hambaNya yang beriman untuk loyal kepada orang Yahudi dan Nasrani. Mereka itu musuh Islam dan sekutu-sekutunya. semoga kebinasaan dari Allah untuk mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa mereka itu adalah auliya terhadap sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan memperingatkan bagi orang beriman yang melanggar larangan ini, โ€Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpinmu; sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.โ€ Tafsir Ibnu Katsir Al-Maidah 51. Jilid 3417 Jelas sekali bahwa ayat ini larangan menjadikan orang kafir sebagai pemimpin atau orang yang memegang posisi-posisi strategis yang bersangkutan dengan kepentingan kaum muslimin. Keempat ; Dia Akan Menjadi Manusia Yang Paling Dibenci oleh Allah Taโ€™ala Dari Abu Saโ€™id radhiyallahu anhu ia berkata, Rasulullah saw bersabda ุฅูู†ู‘ูŽ ุฃูŽุญูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ูŽุฉู ูˆูŽุฃูŽุฏู’ู†ูŽุงู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ู‡ู ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู‹ุง ุฅูู…ูŽุงู…ูŒ ุนูŽุงุฏูู„ูŒ ูˆูŽุฃูŽุจู’ุบูŽุถูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุณู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุจู’ุนูŽุฏูŽู‡ูู…ู’ ู…ูู†ู’ู‡ู ู…ูŽุฌู’ู„ูุณู‹ุง ุฅูู…ูŽุงู…ูŒ ุฌูŽุงุฆูุฑูŒ โ€œSesungguhnya manusia yang paling dicintai oleh Allah pada hari kiamat dan paling dekat kedudukannya di sisi Allah adalah seorang pemimpin yang adil. Sedangkan orang yang paling dibenci oleh Allah dan paling jauh kedudukannya dari Allah adalah seorang pemimpin yang zalim.โ€ HR. Tirmidzi Munculnya pemimpin yang zalim merupakan salah satu tanda-tanda akhir zaman. kita akan diuji dengan naiknya pemimpin yang menipu rakyat. Berpenampilan merakyat. Peduli pada orang orang kecil. Peka terhadap kebutuhan mereka. tetapi itu hanya retorika di depan kamera. Dibalik itu semua, mereka sedang asyik memuaskan nafsunya, menumpuk-numpuk harta kekayaan, berpihak pada bos-bos besar, menjual aset negeri, menaikkan harga BBM, mencabut subsidi Listrik, menaikkan pajak di berbagai lininya dan menambah beban kehidupan rakyat. Kira-kira begitulah kedzaliman pemimpin hari ini yang banyak terjadi di berbagai negeri. Maโ€™asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumโ€™at Rahimakumullah Kelima ; Akan Dimasukkan Ke Dalam Neraka Dan Diharamkan Syurga Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda ุฃูŽูŠูู‘ู…ูŽุง ุฑูŽุงุนู ุบูŽุดูŽู‘ ุฑูŽุนููŠูŽู‘ุชูŽู‡ู ููŽู‡ููˆูŽ ูููŠ ุงู„ู†ูŽู‘ุงุฑู โ€œSiapapun pemimpin yang menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka.โ€ HR. Ahmad Dalam riwayat lain, Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda ู…ูŽู†ู ุงุณู’ุชูŽุฑู’ุนูŽุงู‡ู ุงู„ู„ู‡ู ุฑูŽุนููŠูŽู‘ุฉู‹ ุซูู…ูŽู‘ ู„ูŽู…ู’ ูŠูุญูุทู’ู‡ูŽุง ุจูู†ูุตู’ุญู ุฅูู„ูŽู‘ุง ุญูŽุฑูŽู‘ู…ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ. ู…ุชูู‚ ุนู„ูŠู‡. ูˆููŠ ู„ูุธ ูŠูŽู…ููˆุชู ุญููŠู†ูŽ ูŠูŽู…ููˆุชู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุบูŽุงุณู ู„ูุฑูŽุนููŠูŽู‘ุชูู‡ู ุฅูู„ูŽู‘ุง ุญูŽุฑูŽู‘ู…ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุงู„ู’ุฌูŽู†ูŽู‘ุฉูŽ. โ€œBarangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga.โ€ HR. Bukhari dan Muslim Dalam lafadh yang lain disebutkan, โ€Ialu ia mati dimana ketika matinya itu dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan surga baginya.โ€ Demikianlah beberapa ancaman yang disebutkan Nabi SAW atas mereka yang memimpin tapi berlaku zalim dan dusta terhadap rakyatnya. Dosanya sangat besar. Tak hanya menimpa pemimpin itu sendiri, bahkan dosanya juga ditanggung oleh mereka yang setuju dan mendukung pemimpin pendusta tersebut. Dan kita berharap sembari terus berdoa kepada Allah agar kita dihindarkan dari pengaruh-pengaruh pemimpin yang dzalim tersebut. ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ู ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ู ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠู’ ูˆูŽุฅููŠูŽู‘ุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู’ู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู’ู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ุฐูู‘ูƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู’ู…ู. ุฃูŽู‚ููˆู’ู„ู ู‚ูŽูˆู’ู„ููŠู’ ู‡ูŽุฐูŽุง ูˆูŽุฃูŽุณู’ุชูŽุบู’ููุฑู ุงู„ู„ู‡ูŽ ู„ููŠู’ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูุณูŽุงุฆูุฑู ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ู…ูู†ู’ ูƒูู„ูู‘ ุฐูŽู†ู’ุจู ููŽุงุณู’ุชูŽุบู’ููุฑููˆู’ู‡ู ุฅูู†ูŽู‘ู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ุบูŽูููˆู’ุฑู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู’ู…ู KHUTBAH KEDUA ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุญูŽู…ู’ุฏุงู‹ ูƒูŽุซููŠู’ุฑุงู‹ ุทูŽูŠู‘ูุจุงู‹ ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒุงู‹ ูููŠู’ู‡ู ูƒูŽู…ูŽุง ูŠูุญูุจูู‘ ุฑูŽุจู‘ูู†ูŽุง ูˆูŽูŠูŽุฑู’ุถูŽู‰ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏุงู‹ ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ูุ› ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุตูŽุญู’ุจูู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ุงูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ุชูู…ู’ ู…ู‘ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ {ูˆูŽู…ูŽู† ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฌู’ุนูŽู„ ู„ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽุฎู’ุฑูŽุฌู‹ุง {ูˆูŽู‚ูŽุงู„ูŽ {ูˆูŽู…ูŽู† ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ู ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠููƒูŽูู‘ูุฑู’ ุนูŽู†ู’ู‡ู ุณูŽูŠู‘ูุฆูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽูŠูุนู’ุธูู…ู’ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽุฌู’ุฑู‹ุง{, ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏู. ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ุงูŽุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูุŒ ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ุงูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุกูŽุงู…ูŽู†ููˆู’ุง ุตูŽู„ู‘ููˆู’ุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆู’ุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ู‹ุง. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุตูŽู„ู‘ูŽูŠู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ูˆูŽุจูŽุงุฑููƒู’ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ูƒูŽู…ูŽุง ุจูŽุงุฑูŽูƒู’ุชูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ู ุฅูุจู’ุฑูŽุงู‡ููŠู’ู…ูŽุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุญูŽู…ููŠู’ุฏูŒ ู…ูŽุฌููŠู’ุฏูŒ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงู’ู„ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ู…ูู†ูŽ ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑู ูƒูู„ู‘ูู‡ู ู…ูŽุง ุนูŽู„ูู…ู’ู†ูŽุง ู…ูู†ู’ู‡ู ูˆูŽู…ูŽุง ู„ูŽู…ู’ ู†ูŽุนู’ู„ูŽู…ู’. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ูŽ ุฃูŽุตู’ู„ูุญู’ ุฃูŽุญู’ูˆูŽุงู„ูŽ ุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุฃูŽุฑู’ุฎูุตู’ ุฃูŽุณู’ุนูŽุงุฑูŽู‡ูู…ู’ ูˆูŽุขู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูููŠู’ ุฃูŽูˆู’ุทูŽุงู†ูู‡ูู…ู’. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู„ุฅูุณู’ู„ูŽุงู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู„ุฅูุณู’ู„ูŽุงู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุนูุฒู‘ูŽ ุงู„ุฅูุณู’ู„ูŽุงู…ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ ู…ูŽู†ู’ ู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุฏููŠู’ู†ูŽูƒูŽ ูˆูŽูƒูุชูŽุงุจูŽูƒูŽ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉูŽ ู†ูŽุจููŠู‘ููƒูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูŽู†ูŽุง ุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ุงู„ู…ูุณู’ุชูŽุถู’ุนูŽูููŠู’ู†ูŽ ูููŠ ูƒูู„ู‘ู ู…ูŽูƒูŽุงู†ูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ู‡ูู…ู’ ูููŠ ุฃูŽุฑู’ุถู ุงู„ุดูŽุงู…ู ูˆูŽูููŠ ูƒูู„ู‘ู ู…ูŽูƒูŽุงู†ูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูƒูู†ู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ูŽู‡ูู…ู’ ุญูŽุงููุธุงู‹ ูˆูŽู…ูุนููŠู’ู†ู‹ุง ูˆูŽู…ูุณูŽุฏู‘ูุฏุงู‹ ูˆูŽู…ูุคูŽูŠู‘ูุฏู‹ุงุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ูˆูŽุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ุฐูู†ูุจูŽู†ูŽุง ูƒูู„ู‘ูŽู‡ูุ› ุฏูู‚ู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุฌูู„ู‘ูŽู‡ูุŒ ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽู‡ู ูˆูŽุขุฎูุฑูŽู‡ูุŒ ุณูุฑู‘ูŽู‡ู ูˆูŽุนูŽู„ู‘ูŽู†ูŽู‡ูุŒ ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูŽู†ูŽุง ูˆูŽู„ููˆูŽุงู„ูุฏูŽูŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชู ุงูŽู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู„ู’ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชู. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽุง ู†ูŽุณู’ุฃูŽู„ููƒูŽ ุญูุจู‘ูŽูƒูŽุŒ ูˆูŽุญูุจู‘ูŽ ู…ูŽู†ู’ ูŠูุญูุจู‘ููƒูŽุŒ ูˆูŽุญูุจู‘ูŽ ุงู„ุนูŽู…ูŽู„ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ูŠูู‚ูŽุฑู‘ูุจูู†ูŽุง ุฅูู„ูŽู‰ ุญูุจู‘ููƒูŽ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฒูŽูŠู‘ูู†ู‘ูŽุง ุจูุฒููŠู’ู†ูŽุฉู ุงู„ุฅููŠู’ู…ูŽุงู†ู ูˆูŽุงุฌู’ุนูŽู„ู’ู†ูŽุง ู‡ูุฏูŽุงุฉูŽ ู…ูู‡ู’ุชูŽุฏููŠู’ู†ูŽ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุฃูŽุตู’ู„ูุญู’ ุฐูŽุงุชูŽ ุจูŽูŠู’ู†ูู†ูŽุง ูˆูŽุฃูŽู„ู‘ููู’ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ู‚ูู„ููˆู’ุจูู†ูŽุงุŒ ูˆูŽุงู‡ู’ุฏูู†ูŽุง ุณูุจูู„ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ูุŒ ูˆูŽุฃูŽุฎู’ุฑูุฌู’ู†ูŽุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุธูู„ูู…ูŽุงุชู ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ููˆู’ุฑู. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุขุชู ู†ููููˆู’ุณูŽู†ูŽุง ุชูŽู‚ู’ูˆูŽุงู‡ูŽุงุŒ ูˆูŽุฒูŽูƒู‘ูู‡ูŽุง ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ู…ูŽู†ู’ ุฒูŽูƒู‘ูŽุงู‡ูŽุงุŒ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ูˆูŽู„ููŠู‘ูู‡ูŽุง ูˆูŽู…ูŽูˆู’ู„ูŽุงู‡ูŽุง. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ูููŠ ุงู„ุฏู‘ูู†ู’ูŠูŽุง ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽูููŠ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉู‹ ูˆูŽู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑู. ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ูŽ ูŠูŽุฃู’ู…ูุฑููƒูู…ู’ ุจูุงู„ู’ุนูŽุฏู’ู„ู ูˆูŽุงู’ู„ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ู ูˆูŽุฅููŠุชูŽุขุฆู ุฐููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุจูŽู‰ ูˆูŽูŠูŽู†ู’ู‡ูŽู‰ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ููŽุญู’ุดูŽุขุกู ูˆูŽุงู„ู’ู…ูู†ูƒูŽุฑู ูˆูŽุงู„ู’ุจูŽุบู’ูŠู ูŠูŽุนูุธููƒูู…ู’ ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชูŽุฐูŽูƒู‘ูŽุฑููˆู’ู†ูŽ. ููŽุงุฐู’ูƒูุฑููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู’ู…ูŽ ูŠูŽุฐู’ูƒูุฑู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุงุณู’ุฃูŽู„ููˆู’ู‡ู ู…ูู†ู’ ููŽุถู’ู„ูู‡ู ูŠูุนู’ุทููƒูู…ู’ ูˆูŽู„ูŽุฐููƒู’ุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู. Sebagaimanadalam penjelasan yang telah lewat bahwa pemimpin adalah cerminan rakyatnya. Jika rakyat rusak, maka pemimpin juga akan demikian. Maka hendaklah kita selalu mendo'akan pemimpin kita dan bukanlah mencelanya. Karena do'a kebaikan kita kepada mereka merupakan sebab mereka menjadi baik sehingga kita juga akan ikut baik.
๏ปฟBencana Alam dan Pemimpin Zalim 8 Agustus 2018 Baru-baru ini Indonesia kembali dirundung duka. Gempa bumi berkekuatan 7 Skala Richter mengguncang daerah Nusa Tenggara Barat, Bali, dan sekitarnya. Ratusan rumah dan bangunan lainnya hancur. Puluhan nyawa melayang dan lebih dari 200 orang mengalami luka-luka akibat gempa yang terjadi pada Minggu, 5 Agustus 2018. Data ini terus bertambah seiring proses evakuasi yang terus berjalan. Bencana alam tak serta merta menimbulkan rasa empati mendalam bagi masyarakat pengguna media sosial di Indonesia. Sebagian netizen malah berkomentar menyangkutpautkan bencana ini dengan kepemimpinan di Indonesia pada saat sekarang. Kata-kata kasar tak terelakkan. Menghujat pemimpin karena dianggap sebagai penyebab utama bencana alam yang terjadi beberapa waktu terakhir ini di tanah air. Lalu, apakah benar bencana alam yang terjadi di suatu wilayah hanyalah akibat dari perbuatan zalim sang pemimpin? Dalam perspektif agama Islam, bencana alam kerap dikaitkan dengan tiga pemaknaan. Pertama, bencana alam dianggap sebagai hukum alam atau sunatullah yang memang diyakini bisa terjadi kapan saja. Kedua, bencana alam dianggap sebagai ujian dari Tuhan untuk meningkatkan kualitas keimanan. Dan yang ketiga, bencana alam dianggap sebagai azab, sebagai balasan atas dosa yang dilakukan orang-orang di suatu wilayah. Dengan tiga pemaknaan ini, tentu banyak kemungkinan tentang kondisi apa yang sedang dialami oleh bangsa Indonesia saat ini. Jika mengaitkan bencana alam yang terjadi di Indonesia sebagai suatu hukum alam, tentu tak salah. Mengingat Indonesia memang berada di bagian bumi yang rawan akan terjadinya bencana, semisal gempa bumi maupun gunung meletus. Pun ketika mengaitkan bencana alam sebagai suatu bentuk ujian, juga tak salah. Terlebih bagi seorang muslim, adanya kewajiban untuk meyakini bahwa suatu musibah adalah bagian dari ujian untuk memperkuat keimanan. Sebagaimana tertulis dalam Al-Qurโ€™an surah Al-Ankabut ayat 2 yang berbunyi, โ€œApakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan begitu saja mengatakan Kami telah berimanโ€™, sedang mereka tidak diuji lagi?โ€ Ketika berbicara tentang bencana alam sebagai bentuk azab dari Tuhan untuk masyarakat Indonesia, tentu bukanlah hal yang mustahil. Sebab kemaksiatan menjadi sesuatu yang mudah untuk kita temui saat sekarang. Tindak korupsi, praktek prostitusi, mabuk-mabukan, hingga perjudian adalah bagian kecil dari banyak kemaksiatan yang ada di negeri ini. Dalam Al-Qurโ€™an pun Allah telah mengingatkan, โ€œTelah nampak kerusakan di darat maupun di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka sendiri agar mereka kembali ke jalan yang benar.โ€ Ar-Rum 41. Dalam ayat lainnya, Allah juga berfirman, โ€œApakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal generasi itu telah Kami tangguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu ketangguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.โ€ Al Anโ€™aam 6. Perbuatan maksiat yang ada di Indonesia tentu bukan hanya bersumber dari kepemimpinan pemimpinnya saja, tetapi juga andil dari masyarakatnya. Ketika kita ingin menyalahkan pemimpin atas bencana yang terjadi, kita sebagai rakyat pun harus terlebih dahulu mengintrospeksi diri. Melihat apakah kita sebagai rakyat juga telah melakukan hal-hal baik yang selama ini diperintahkan oleh Tuhan. Karena sejatinya pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya. Seorang cendikiawan muslim yang juga ahli fiqih, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah mengatakan, โ€œRenungkanlah hikmah Allah taโ€™ala dalam keputusan-Nya memilih para raja, pemimpin, dan pelindung umat manusia. Adalah sama dengan amalan rakyatnya. Bahkan perbuatan rakyat seakan-akan adalah cerminan dari pemimpin dan penguasa mereka. Jika rakyat adil, maka akan adil pula penguasa mereka. Namun, jika rakyat berbuat zalim, maka penguasa mereka akan ikut berbuat zalim. Jika tampak tindak penipuan di tengah-tengah rakyat, maka demikian pula hal ini akan terjadi pada pemimpin mereka. Seorang pemimpin yang jahat dan keji hanyalah diangkat sebagaimana keadaan rakyatnya.โ€ Dari sini kita bisa merenungi bahwa kezaliman yang ada pada pemimpin tentu tak lepas dari kezaliman yang ada pada rakyatnya. Sehingga, daripada kita hanya terus menyalahkan pemimpin atas bencana yang terjadi, bukankah lebih baik bagi kita untuk turut mendoโ€™akan saudara-saudara kita yang sedang terkena bencana, terlebih turut membantu mereka secara langsung. Dan sebagai bagian dari masyarakat, tentu kita juga harus mengoreksi diri terlebih dahulu, apakah perbuatan yang kita lakukan selama ini telah baik seperti cerminan sifat pemimpin yang kita dambakan. Kita mestilah prihatin dengan bencana alam yang melanda negeri kita. Dan percaya bahwa kejadian ini juga tak luput dari dosa kesalahan kita. Namun, tak pantas rasanya jika di saat-saat seperti ini sebagian netizen Indonesia yang tak merasakan langsung derita bencana, lantas mengatakan ini sebagai bentuk azab dari Tuhan bagi mereka yang mengalaminya, pun bagi pemimpin di daerah tersebut. Di manakah empati kita? Karena kita tak pernah tahu atas alasan apa sebenarnya Allah menurunkan bencana bagi makhluk ciptaan-Nya. Yang mesti kita ambil hikmahnya adalah kita wajib untuk senantiasa memperbaiki diri, menjaga alam, dan senantiasa berbuat kebaikan bagi tanah air tercinta. Sebagai warganet yang baik, berhentilah menyalahkan pemimpin. Stop berkomentar yang tidak baik di media sosial! Mengaitkan bencana alam dengan hal-hal yang tidak selayaknya. Berpikirlah lebih cerdas, menyadari bahwa bencana alam di Indonesia toh bukan hanya terjadi di era ini saja. Di era-era kepemimpinan sebelumnya pun, Indonesia telah kerap tertimpa bencana alam. Jangan hanya karena alasan politik kita lalu memanfaatkan situasi ini untuk menjelek-jelekkan pemimpin. Terbawa arus untuk selalu melihat kejadian sebagai peluang untuk menjatuhkan. Kejadian ini justru merupakan saat yang tepat untuk kita kembali saling menguatkan, bergandengan tangan untuk menolong saudara-saudara kita bangkit dari keterpurukan. Melihat pedihnya penderitaan korban sebagai peluang untuk turut bergerak melakukan aksi kemanusiaan. Indonesia tak akan bisa maju tanpa adanya kepedulian dan sikap saling pengertian di antara sesama. Teruslah berbuat kebaikan dan selalu menebar semangat perdamaian bagi negeri kita tercinta, Indonesia. Gempa Bumi Bukan Sekedar Fenomena Alam 25 January 2018 Memang benar, gempa bumi terjadi karena fenomena alam semisal pergerakan lempeng bumi dan lain-lain, akan tetapi bagi orang yang beriman, gempa bukan hanya sekedar bencana alam, akan tetapi juga tanda peringatan dari Allah agar manusia kembali kepada agamanya dan menjauhi maksiat. Allah yang menjadikan pergerakan lempeng bumi dan terjadilah gempa atas izin Allah. Allah mengirim gempa dan bencana alam sebagai peringatan kepada manusia. โ€œDan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.โ€ QSAl-Israโ€™ 59. Syaikh Abdurrahman As-Saโ€™di menjelaskan bahwa agar dengan sebab ini manusia sadar dan jera dari bermaksiat terus-menerus, beliau berkata โ€œMaksud ayat ini adalah memberikan rasa takut agar manusia jera efek jera dan berhenti melakukan maksiat saat ituโ€ Tafsir As-Saโ€™di. Ibnul Qayyim juga menjelaskan bahwa gempa bumi ini terjadi agar manusia meninggalkan kemaksiatan dan kembali kepada Allah, beliau berkata, โ€œAllah โ€“Subhanah- terkadang mengizinkan bumi untuk bernafas maka terjadilah gempa bumi yang dasyat, sehingga hamba-hamba Allah ketakutan dan mau kembali kepada-Nya, meninggalkan kemaksiatan dan merendahkan diri kepada Allah dan menyesalโ€ Miftah Daris Saโ€™adah 1/221. Musibah karena akibat perbuatan kita sendiri Perlu diketahui bahwa segala musibah dan kesusahan dunia adalah disebabkan dosa kita dan akibat perbuatan manusia sendiri. โ€œTelah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benarโ€ Ar-Rum 41. Allah Taโ€™ala berfirman, โ€œDan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmuโ€ Asy Syura 30. โ€œApa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiriโ€ An-Nisa 79. Dan peringatan dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bahwa kerusakan dan musibah yang terjadi pada manusia karena banyaknya maksiat. Beliau bersabda, โ€œHai orang-orang Muhajirin, lima perkara, jika kamu ditimpa lima perkara ini, aku mohon perlindungan kepada Allah agar kamu tidak mendapatkannya. Tidaklah muncul perbuatan keji Zina,merampok, minum khamr, judi, dan lainnya pada suatu masyarakat, sehingga mereka melakukannya dengan terang-terangan, kecuali akan tersebar penyakit-penyakit lainnya yang tidak ada pada orang-orang sebelum mereka. Dan tidaklah mereka menahan tidak mengeluarkan zakat hartanya, kecuali hujan dari langit juga akan ditahan dari mereka. Seandainya bukan karena hewan-hewan, manusia tidak akan diberi hujan. Tidaklah orang-orang mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan disiksa dengan kezhaliman pemerintah, kehidupan yang susah, dan paceklik. Dan selama pemimpin-pemimpin negara, masyarakat tidak berhukum dengan kitab Allah, dan memilih-milih sebagian apa yang Allah turunkan, kecuali Allah menjadikan permusuhan yang keras di antara merekaโ€ HR Ibnu Majah, ash-Shahihah no. 106. Kita pun diperintahkan agar beristigfar ketika terjadi gempa. Istigfar sangat mudah dilakukan dan itulah seharusnya yang dilakukan ketika terjadi gempa, bukan teriak-teriak atau kata-kata yang menunjukkan penyesalan dan murka atas takdir Allah. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan, โ€œKewajiban ketika terjadi gempa bumi dan lainnya semisal gerhana, angin kuat, banjir, yaitu menyegerakan taubat, merendahkan diri kepada-Nya, meminta afiyah/keselamatan, memperbanyak dzikir dan ISTIHGFARโ€ - Antara Dosa dan Bencana Sudah menjadi keyakinan dasar seorang Muslim untuk meyakini bahwa perbuatan dosa itu bisa mendatangkan bencana adzab. Perbuatan dosa dalam kadar kecil masih memungkinkan dimaafkan An Nisaaโ€™ 31. Begitu pula perbuatan dosa yang diikuti taubat atau istighfar, ia juga diampunkan Az Zumar 53. Namun dosa-dosa yang telah bertumpuk, kekafiran besar, kedurhakaan, perbuatan keji, arogansi, dan lain-lain semisal itu, ia akan mendatangkan adzab Allah. Adzab bukan hanya di Akhirat, bahkan ia ada yang diperlihatkan di dunia. Nasib kaum-kaum di masa lalu, seperti kaum Nabi Nuh, kaum Aad, Tsamud, negeri Sodom, negeri Madyan, negeris Sabaโ€™, dll. mereka dibinasakan karena dosa-dosanya yang telah memuncak. Bukti-bukti arkheologis dengan sangat baik menampakkan bekas-bekas kaum yang dimusnahkan itu. Harun Yahya membuat publikasi berharga tentang kaum-kaum yang dimusnahkan di masa lalu itu. Stasiun TV Malaysia juga pernah membuat serial dokumentasi โ€œJejak Rasulโ€ yang memotret sisa-sisa kehancuran kaum-kaum itu. Sisa-sisa kehancuran kota Pompei, Atlantis, Inca, dan lainnya semakin membuktikan hal itu. Atlantis selama ini dipercaya sebagai kota yang hilang di tengah laut, karena tenggelam. Nabi Nuh As. pernah berkata kepada kaumnya, โ€œSesungguhnya aku ini adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kalian. Janganlah kalian menyembah, melainkan hanya kepada Allah saja. Sesungguhnya aku takut kalian akan tertimpa adzab pada hari yang sangat pedih.โ€ Huud 25-26. Adzab bagi kaum Nuh bukan hanya terjadi di Akhirat nanti, tetapi juga terjadi saat di dunia. Saya menyangka, banjir di jaman Nabi Nuh waktu itu sangat dahsyat dan luas. Hal itu terlihat dari efek banjir yang berakibat menghancurkan struktur tanah, vegetasi, dan binatang-binatang. Tidak berlebihan jika Nabi Nuh diperintahkan membawa setiap pasangan binatang-binatang. Bahkan, akibat banjir itu, Jazirah Arab yang semula hijau dengan tumbuhan, terangkat permukaannya, sehingga menjadi gersang. Nabi Saw pernah mengatakan, bahwa dulunya jazirah Arab itu hijau. Sedangkan di masa Ibrahim As., wilayah di Makkah sudah gersang. Dan kita tahu bahwa Ibrahim datang setelah berlalu masa Nuh As. Beberapa ayat Al Qurโ€™an menjelaskan hubungan antara dosa dan bencana yang dialami manusia, antara lain โ€œKeadaan mereka adalah seperti keadaan kaum Firโ€™aun dan orang-orang yang sebelumnya; mereka mendustakan ayat-ayat Kami; karena itu Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosa mereka. Dan Allah sangat keras siksa-Nya.โ€ Ali Imran 11. โ€œApakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal generasi itu telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai mengalir di bawah mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi yang lain.โ€ Al Anโ€™aam 6. โ€œJikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.โ€ Al Aโ€™raaf 96. โ€œTak ada suatu negeri pun yang durhaka penduduknya, melainkan Kami membinasakannya sebelum Hari Kiamat atau Kami adzab penduduknya dengan adzab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab Lauh Mahfuzh.โ€ Al Israaโ€™ 58. Dan sebuah ayat yang menggambarkan keadaan negeri Sabaโ€™. โ€œDan Allah telah membuat suatu perumpamaan dengan sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi penduduknya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.โ€ An Nahl 112. Negeri Sabaโ€™ diceritakan memiliki kesuburan tanah luar biasa. Tanaman tumbuh dimana-mana, dengan hasil melimpah. Mereka memiliki bendungan besar untuk mengelola irigasi. Namun setelah penduduk negeri itu durhaka, mereka tertimpa banjir besar yang menghancurkan negerinya. Setelah banjir, kesuburan tanah di negeri itu lenyap. Dimana-mana tumbuh tanaman berbuah pahit. Kalau orang materialis, atheis, atau freemasonris, tidak percaya hubungan antara dosa dan bencana. Itu wajar saja. Sebab nenek moyang mereka telah mendahului dalam kekafiran dan kedurhakaan. Kaum-kaum yang binasa di masa lalu tidak kalah kafirnya dengan kaum materialis, atheis, freemasonris di masa kini. Namun kalau ada Muslim yang tidak percaya kaitan antara dosa dengan bencana. Ini sungguh sangat menyedihkan. Bagaimana mungkin ajaran seterang itu tidak mereka percayai? Jangan-jangan mereka sudah tidak percaya dengan kisah Nabi-nabi di masa lalu. Apakah hati mereka sudah membatu karena keracunan pemikiran-pemikiran materialis? Laa haula wa laa quwwata illa billah.
Kedua "amarna" mutrafiha. Qira'ah lain, "ammarna" pakai tasydid. Amara, artinya memerintahkan, menyuruh. Sedangkan "ammara", artinya menguasakan. Allah memberi negeri tersebut penguasa yang mutrafin. Jadi, salah satu tanda ketidak sukaan Tuhan terhadap suatu negeri, yaitu ketika Allah memberi mereka pemimpin yang mutrafin.
Jakarta, CNBC Indonesia - Brunei Darussalam berduka. Putra Sultan Hassanal Bolkiah, Pangeran Abdul Azim meninggal dunia Sabtu pukul pagi waktu ini dikonfirmasi The Star dari Radio Televisi Brunei dalam sebuah pengumuman resmi. Pangeran Abdul Azim tergolong muda, masih berusia 38 tahun. "Pemakaman akan berlangsung selama sholat Ashar malam ini kemarin," kata pengumuman itu diumumkan dalam bahasa Melayu Brunei, dikutip Minggu 25/10/2020.Ia berada di baris keempat takhta Brunei. Namun belum jelas apa yang menyebabkan sang pangeran meninggal, hanya disebutkan bahwa dirinya telah sakit siapa dia?Pangeran Abdul Azim lahir di Bandar Sri Begawan 29 Juli 1982. Ia belajar di Sekolah Internasional Brunei, lalu meneruskan di Raffles Institution, dan Universitas Oxford Brookes di Abdul Azim diberitakan sejumlah media adalah sosok yang kontroversial. Ia kerap dikaitkan dengan individu-individu lesbian, gay, biseksual, dan transgender dan queer LGBTQ, sebagaimana ditulis ia memiliki hubungan erat dengan Hollywood. Ia sempat mengadakan pesta mawar putih dengan tamu penuh selebriti di itu, tagihan 'Party of The Year 2009' yang ia buat di hotel rumah pedesaan Stapleford Park di Leicestershire mencapai pound atau sekitar Rp 1,3 miliar. Tamu-tamu hadir seperti Janet Jackson, Mariah Carey, dan Sophia juga membuat pesat mewah lain di 2012 untuk merayakan ulang tahunnya ke-30. Bertempat di The Dorchester Hotel, di London, dan menampilkan tamu-tamu seperti Raquel Welch, Marisa Tomei, dan Pamela AndersonKekayaan sang pangeran berjumlah US$ 5 miliar. Ia disebut berprofesi sebagai produser film di Daryl Prince Productions itu yang memproduksi 'The Happy Prince,' 'You're Not You' dan 'The Time Of Their Lives'. Artikel Selanjutnya Fakta Pangeran Abdul Azim Brunei, Pesta Rp 1,3 M hingga Amal sef/sef
4z2k9za.
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/723
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/515
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/584
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/75
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/220
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/463
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/612
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/41
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/980
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/983
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/926
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/158
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/493
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/912
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/740
  • pemimpin zalim penyebab bencana