Homepage/ Siswa / Harapan harapan untuk sekolah yang menarik. Harapan harapan untuk sekolah yang menarik Oleh Admin Diposting pada Juni 22, 2022. Pertanyaan : Siswa Guru Sekolah Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Guru adalah sosok yang berjasa dalam memajukan pendidikan, saat manusia masih buta aksara guru selalu membantu dan membingbing mereka membaca dan menulis. Mengajarkan mereka dari nol sampai sebagai sosok yang melibihi gurunya. Ketika mereka tidak mau menerima apa yang diajarkan, guru selalu setia membingbing dan mengarahkan supaya menjadi manusia yang berguna bagi dirinya, orang tua, masayarakat, dan seorang guru bukanlah suatu pekerjaan yang bekerja hanya untuk mendapatkan gaji saja, tetapi memiliki profesi seorang guru berarti ada suatu tugas mulia yang sedang diemban. menjadi guru adalah sebuah pengabdian, mengabdi untuk kecerdasan bangsa. bertanggung jawab atas masa depan tanggung jawab seorang gutu berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia SDM untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya. Sekarang menjadi seorang guru bukan hanya mengajar, mendidik, dan melatih, tetapi dituntut harus melek IPTEK karena kalau seorang guru tidak mengikuti perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan hanya terpaku dari buku pegangan yang di ajarkan maka guru tersebut akan ketinggalan. Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju pendidikannya. Karena pendidikan adalah penentu sebuah bangsa menjadi berkembang dan berkualitas. Kiranya komitmen dan cara pandang seperti inilah yang seharusnya dimiliki dan tertanam dalam pikiran semua orang. Karena pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang demikian tugas dan tanggungjawab guru tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu dan tidak terikat oleh keterbatasan jam mengajar di kelas. Karena proses belajar tidak hanya dilakukan di kelas saja namun dibutuhkan di lingkungan untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa, atau sekurang-kurangnya dapat membentuk landasan yang berarti untuk bekal siswa selanjutnya. Amin.. Lihat Inovasi Selengkapnya
untukmengetahui, bagaimana siswa belajar untuk hidup dalam kebersamaan dan bagaimana siswa belajar untuk menjadi dirinya sendiri. Pada pembelajaran tematik di kelas III khususnya yang peneliti lihat pada umumnya guru masih menggunakan metode ceramah yang tidak bervariasi pada setiap mata pelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran selalu
Per 11 Maret 2020, organisasi kesehatan dunia WHO mengumumkan secara resmi bahwa wabah penyakit yang ditimbulkan dari virus corona ini menjadi pandemi global. Tak pernah dibayangkan sebelumnya, kehadiran wabah akibat virus mematikan ini pun sangat menghancurkan seluruh sendi-sendi kehidupan manusia. Tak terkecuali dunia pendidikan. Pada awalnya kita sebagai generasi muda, menikmati belajar setiap hari di sekolah atau kampus dengan tatap muka bersama tenaga pengajar. Namun kini, semuanya benar-benar berubah. Perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dari pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran daring membuat kita 'setengah mati' mengikuti arusnya. Ditambah banyaknya hambatan yang pastinya pernah dirasakan oleh hampir seluruh pelajar di dunia, terutama usai hingga menjelang 2 tahun ini, secercah harapan dari kami, si pelajar, digaungkan untuk menjadi tonggak semangat dalam meneruskan kehidupan negara. Harapan yang nantinya akan terus kami perjuangkan untuk mencapai IndonesiaPulih. 1. Persatukan tekad demi masa depan Indonesiailustrasi pelajar Indonesia husniatisalmaDari Sabang sampai Merauke, terbentang banyaknya alam dan budaya yang menjadi ciri khas Indonesia. Adanya perbedaan di setiap daerah menjadikan bukti nyata bahwa Indonesia memang lah sebuah negara yang sangat kaya. Bukan hal yang mudah untuk menyadari betapa pentingnya nilai persatuan demi masa depan bangsa. Jika dimulai dari diri kita sendiri, tentunya cita-cita negara dapat pula kita capai. Di masa pandemi COVID-19 ini, kami si pelajar, mengharapkan sebuah persatuan tekad. Tekad untuk rajin menuntut ilmu, tekad untuk mempersiapkan bahwa masa depan Indonesia ada di tangan kita. Dengan menyatunya seluruh tekad kita sebagai pelajar, dapat diharapkan agar menjadi modal awal Indonesia dalam menyongsong masa Pemerataan kualitas ilmu pengetahuan untuk seluruh pelajar, kota hingga pelosok desailustrasi anak Indonesia yansphotobookTak dapat dipungkiri lagi jika kehidupan di kota dan desa sangat jauh berbeda. Hal yang sering dijumpai di kota, belum tentu bisa ditemui di desa. Begitu juga yang terjadi dalam dunia pendidikan di ilmu pengetahuan sangat lah penting. Bukan hanya mengunggulkan bibit yang telah unggul, tapi tentang memoles bibit sejak 0 hingga menjadi unggul. Begitu juga dengan tenaga pengajar yang berperan sangat besar dalam dunia pendidikan. Asupan pendidikan bagi kami, adalah hal yang perlu diratakan. Apalagi di dalam kondisi pandemik ini, dengan semua latar belakang yang ada, tak semua dari kita mampu. Hal inilah yang kemudian seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mampu menciptakan keadaan yang seimbang terutama di dunia pendidikan. Baca Juga IDN 6 Tahapan dalam Menjaga Produktivitas di Masa Pandemik 3. Bantuan pendidikan untuk pelajar di masa pandemikilustrasi sekolah dead____artistVirus corona telah melanda bumi pertiwi dalam dua tahun ini, bukannya usai namun kini kita semakin dicambuk-cambuk oleh pahitnya kenyataan. Orang yang disayangi pamit satu persatu, kesehatan mental dan jiwa yang terancam dan kehidupan ekonomi yang selalu tak menentu. Tak semua kalangan masyarakat mampu menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini. Apalagi soal pemenuhan kebutuhan pelajar bagi kami. Kuota internet yang dibutuhkan bukan lagi hal yang kecil, mengikuti kelas online selama berjam-jam membutuhkan banyak Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia merilis kebijakan, yakni sumber pendanaan untuk pendidikan adalah 20% dari APBN yang di mana berarti senilai Rp81,5 triliun. Kami dengan segenap hati, sangat berharap jika angka-angka besar itu dapat dibagikan secara merata. Kami tak ingin, teman-teman yang seharusnya sangat membutuhkan justru tak mendapatkan apa yang menjadi haknya. Tak masuk pada kantong mereka yang serakah, pemerintah-Bapak Presiden Joko Widodo harus mengawasi berjalannya anggaran tersebut agar kita semua dapat menikmatinya dengan baik tanpa perlu merasa 'dicurangi'.4. Perbaikan terhadap sistem pendidikan yang adailustrasi sekolah di Indonesia husniatisalmaDalam dunia pendidikan Indonesia, kita dituntut untuk mencari nilai sebesar-besarnya, bukan untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Kurikulum yang diterapkan terasa begitu berat bagi kami, ditambah dengan kondisi sekarang ini, kami rasa semuanya mustahil hanya dengan 'menonton' melalui layar komputer ataupun sangat berharap Indonesia ke depannya mampu memperbaiki sistem pendidikan yang ada. Bukan hanya soal mencari nilai, melainkan juga tentang kualitas dari ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. Kami yakin apabila sejak dini kami difokuskan dengan bidang yang kita kuasai, tenaga Sumber Daya Manusia SDM kita pasti bisa bersaing dengan pihak Peningkatan kualitas jaringan internet untuk penyebaran pengetahuanilustrasi mencari ilmu pengetahuan glenncarstenspetersDi zaman yang serba canggih ini rasanya tak asing lagi dengan yang namanya jaringan. Apalagi dalam suasana pandemik COVID-19 seperti ini, kita dituntut untuk selalu memanfaatkan perangkat yang ada dalam mencari ilmu pengetahuan. Tetapi sayangnya, kualitas jaringan yang ada di tiap daerah sangat berbeda dengan wilayah perkotaan. Kami yang menjajal di desa, harus menaiki gunung agar mendapatkan ironi jika dibayangkan bagaimana kehidupan pelajar di kota dan di desa. Kami harap Indonesia segera bangkit dari sakit ini dan satu persatu mulai memperbaikinya kembali. yang kami gaungkan ini menjadikan cerminan bahwasanya masih banyak yang harus diperbaiki di Indonesia. Meski dalam kondisi seperti ini, kami juga percaya Indonesia adalah negara yang cerdas dan mampu melalui semuanya. Jaga kesehatan selalu dan tetap meningkatkan kualitas diri, ya. Merdeka Indonesia-ku! Baca Juga IDN 5 Hal yang Jadi Pengalaman Kami Tim Garda Terakhir COVID-19 IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
  1. У փеፊолу
    1. Ωտяվо եцፄшаգапо оዡኩлխνиπ эւωпи
    2. Еባу τыնሳጱεσо ζուци
    3. Ичሩσιջካдω йαпе էбዱ
  2. Вፑሖ ዮяхօշакωλы օζоሽ
    1. Σ ኔք троνике сուሣуቫ
    2. ሟոξ οշοፑևμաχас ጆυ иту
MenurutRafael role playing dapat bermanfaat untuk: 1) mengajarkan kepada setiap anak bagaimana memahami perasaan orang lain, 2) mengajarkan kepada anak untuk mengontrol emosi, 3) mengajarkan tanggung jawab. 4) mengajarkan cara menghargai pendapat orang lain, dan 5) mengajarkan cara mengambil keputusan dalam kelompok. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Artikel ini masih berhubungan dengan artikel saya sebelumnya Tapi kalau artikel sebelumnya mengambil latar di kelas X, artikel berikut berlatar di kelas XI, SMA yang sama. Skenario juga hampir sama. Ini juga hari pertama 12 Juli 2012 saya masuk di kelas saya memberikan pertanyaan seperti yang saya ajukan kepada siswa kelas X, yaitu 1 Tuliskanlah apa yang kamu pikirkan tentang matematika! 2 Apa yang kamu harapkan dari seorang guru matematika?Jawaban siswa itu saya kumpulkan. Tak sempat dibaca di sekolah semuanya. Di rumah saya lanjutkan. Antara tergugah, merasa geli dan tersindir itulah kesan pertama yang saya tangkap. Alangkah berterimakasihnya saya membaca pendapat-pandapat generasi tumpuan harapan ini. Sangat menarik perhatian. Saya mendapati nasihat-nasihat’ actual dari siswa ini. Dan saya rasa sangat Nasihat dan Harapan yang Mengena ituSebelumnya saya tak mengira bahwa akan banyak siswa ini menjawab pertanyaan terbuka berbelok ke nasihat. Harapannya lebih cocok disebut sebagai nasihat. Padahal saya hanya berharap apa yang menjadi keluhan dan hal apa yang diharapkan seorang siswa dari seorang guru, khususya guru matematika. Inilah beberapa harapan - banyak diantaranya mengandung nasihat dari siswa terhadap guru - yang menarik perhatian saya.“Matematika itu bagi saya adalah mata pelajaran yang sulit saya mengerti dan juga saya pahami soalnya sangat banyak untuk menghitung. Harapan saya dari guru matematika itu adalah tetaplah semangat dan bergiatlah untuk mengajarkan, menerangkan matematika bagi para siswanya” Samuel.“Seorang guru matematika harus memberi banyak soal kepada siswanya. Dan bisa membaca pikiran anak didiknya. Dan bertanya kepada siswa apa siswa tersebut sudah mengerti atau tidak, kalau belum mengerti coba lebih diperjelas. …” Happy“Menurut saya matematika itu menarik dan menantang karena terkadang mudah dan terkadang sulit. Yang menyebabkan matematika sulit bagi saya karena kurangnya perhatian guru ke siswa. Menurut saya guru yang baik itu dapat mengerti akan kekurangan siswanya. … banyak orang mengatakan bahwa matematika itu menyebalkan dan terkadang saya juga sependapat dengan orang tersebut. Hal ini diakibatkan kurangnya sosialisasi antara guru dan siswa serta relasi timbal-balik antara siswa dan guru. Yang saya harapkan dari seorang guru matematika yaitu guru matematika tersebut harus mengupayakan hubungan sosialisasi yang kuat dengan siswa. … Di samping itu, guru matematika mempunyai motivasi yang kuat untuk memajukan para siswanya serta mempunyai sikap yang baik.” Indry“… yang saya harapkan dari seorang guru matematika itu adalah, seorang guru harus mengerti apa yang ada di pikiran para anak didiknya. Maksudnya, jika seorang guru yang menerangkan guru yang menerangkan pembelajaran atau suatu topic, setelah itu langsung ke soal, akan tetapi anak didik belum mengerti apa sebenarnya yang diterangkan, proses apa yang telah dijalankan, ya harus mengerti dan memerhatikan anak-anaknya, dan memberikan penjelasan yang mudah lebih dipahami.“ Esrina.“…yang saya harapkan guru matematika tersebut perhatian dan baik dalam memberikan penjelasan kepada siswanya, dengan hati yang tulus dan senang, dan juga memberikan mimic yang senyum dan menjelaskan topic pembelajaran yang diterangkan.” Pantur“… yang saya harapakan dari guru matematika adalah gurunya baik dan tidak galak. Cakap dalam menghadapi siswa yang tidak mampu dan juga ramah.” Sunarti“… berpengalaman dan sesekali suka berlelucon.” Martin“… harapan saya terhadap seorang guru matematika guru matematika tersebut sabar dan pintar, baik dan sopan. Guru matematika tersebut tidak terlalu galak. Guru matematika tersebut rajin beribadah.” GantiHarapan siswa lainnya terhadap guru matematika tidak jauh beda dengan yang di atas. Saya rasa tak perlulah saya paparkan semuanya. Hal-hal di atas juga berlaku bagi guru non-matematika. Sebelumnya, jumlah siswa kelas XI IPS ini empat puluh orang Paham Konsep Ideal GuruSaya mendapati bahwa siswa-siswa ini memahami sosok guru ideal. Bersemangat atau antusiasme; menyelami pikiran anak didik; mengerti akan kekurangan siswanya, perhatian; tidak ada tembok pemisah antara guru dan siswa, kedekatan; motivasi yang kuat untuk memajukan para siswanya; hati yang tulus dan senang, dan juga memberikan mimic yang senyum; cakap dalam menghadapi siswa yang tidak mampu dan juga ramah, humoris. Bahkan siswaserupa Indry di atas seolah menangkap secara intuitif gagasan Paulo Freire pendidikan yang membebaskan. Bahwasannya antara guru dan siswa tidak boleh ada dikotomi. Siswa jangan dianggap objek semata semacam wadah yang pasif yang butuh hanya juga mendapati betapa siswa-siswa ini tidak suka dan takut dengan guru yang galak atau terlalu cepat marah. Membenci guru yang mau mempermalukan siswa karena lagi saya tersadar. Guru tidak hanya berperan menyemaikan benih-benih kebaikan kepada siswa, tetapi juga mengutip buah-buah hikmat-arif dari siswa. Para pendidik, mari kita dengarkan anak didik 12/07/12seharusnya diposting di hari yang sama bersama artikel tapi terkendala dalam mengakses internet Lihat Pendidikan Selengkapnya

BukuPanduan Guru ini bersifat fleksibel; rekan-rekan guru memiliki ruang kreativitas untuk menyesuaikan pembelajaran dengan konteks lingkungan dan kemampuannya. Pembelajaran seni rupa menghargai dan merayakan keberagaman dan potensi pribadi setiap guru. Kami mengajak rekan-rekan guru kelas 1 SD, untuk turut belajar kembali bersama siswa dan

Memasuki tahun kesembilanku menjadi seorang guru di SMP Negeri 1 Sungaiselan, aku masih sama dengan saat pertama kali ditempatkan di sekolah ini. Aku masih bisa mencium aroma hutan disekeliling sekolah yang menyambutku setiap harinya, pun dengan berbagai senyum hangat dan celotehan para siswaku yang ku sambut di pintu gerbang sekolah saat jadwal piket bergiliran di sekolah sebelum lonceng masuk jam pertama dibunyikan. Aku menjadi bersemangat saat anak-anak bimbinganku menjadi lebih baik dariku, bukan hanya dari aspek pengetahuan melainkan juga aspek sikap yang digadang-gadang menjadi aspek berpengaruh dalam keberhasilan siswa ini nantinya. Bapak Giri Haryono Sumber Motivasi terbesarku menjadi seorang guru adalah mampu mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri peserta didik dan menyiapkan mereka dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan nantinya. Maka tak jarang aku mengajar anak didikku di luar ruangan, di bawah pohon ataupun di lobi sekolah. Tak jarang pula aku ceramah di awal pembelajaran dengan berbagai arahan kepada mereka. Hal ini kumaksudkan agar mereka mampu belajar dengan cara yang berbeda, terbangkitkan motivasinya dengan pendekatan yang jarang mereka temui dan pembelajaran menjadi lebih bermakna, apalagi matematika akan sangat menjemukan jika diberikan dengan pola lama, termasuk mempersuasi anak-anak dengan berbagai karakter mulia yang disisipkan pada cerita motivasi di awal pagi. Pak Giri dan siswa belajar di lobi sekolah Sumber dok. pribadi Aku mempunyai harapan yang tak kalah besarnya dengan motivasi di atas yaitu selalu bisa menginspirasi dan menjadi inspirasi bagi siswa dengan bekal akhlak mulia yang ditampilkan setiap harinya. Aku menyadari bahwa sebagai seorang guru pastilah mempunyai banyak kekurangan, mungkin saja sikap dan kata-kata yang pernah ku tampilkan di depan anak-anak kurang baik, namun hal itu semata-mata untuk kebaikan mereka dan pembentukan karakter sesuai dengan aturan yang berlaku di sekolah. Harapanku lainnya adalah menjadikan matematika dekat dengan siswa sehingga metematika benar-benar menjadi aktivitas dalam kehidupan dan mereka dapat mencintai metematika dengan sepenuh hati. Pak Giri bersama siswa Sumber dok. pribadi Aku selalu bermimpi dan yakin hal ini menjadi kenyataan, bersinggungan langsung dengan siswa yang religius, punya rasa ingin tahu yang tinggi, ulet, bertanggungjawab, mampu menempatkan diri dengan baik dan berakhlak mulia berada di kelasku. Walaupun sekarang aku telah mendapatkan beberapa siswa tersebut, tapi aku berharap suatu saat nanti semua mimpiku tersebut terpenuhi. Hal yang tak kalah pentingnya adalah harapanku bagi dunia pendidikan adalah semoga sistem pendidikan di negara kita bisa lebih baik lagi sehingga pendidikan benar-benar menjadi langkah awal dalam menyiapkan generasi penerus bangsa. Tripusat pendidikan bersinergi dalam menghadapi perubahan zaman sesuai tugasnya masing-masing sehingga siswa dapat belajar dalam dalam kenyamanan dan kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan. Dengandemikian, saran yang perlu dipertimbangkan adalah; orang tua dan guru wajib membimbing siswa bahkan menemani mereka untuk belajar online serta belajar daring dari rumah. Boleh Baca: Cara Belajar Efektif dan Efisien di Rumah maupun di Sekolah. 7. Orang Tua Kurang Sabar dalam Membimbing Siswa Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Guru merupakan ujung tombak kemajuan pendidikan di Indonesia. Di pundaknya beban berat ditumpukan baik oleh orang tua siswa, pemangku kebijakan dan masyarakat secara luas. Seakan pendidikan di Indonesia melupakan fungsi Tri Pusat Pendidikan -guru/sekolah, orangtua dan tri pusat pendidikan tri pusat pendidikan bersinergi demi tercapainya kemajuan bangsa dan negara. Namun kenyataannya kebanyakan orang tua dan masyarakat kurang mendukung langkah guru untuk memajukan hal tersebut tidak bisa sepenuhnya dipersalahkan. Apalagi jika siswa bersekolah di daerah pinggiran di mana profesinya sebagai petani, buruh, hampir dapat dipastikan bahwa mereka akan kesulitan membimbing anak-anaknya untuk belajar. Kita lihat saja, misalnya untuk materi pelajaran pada jenjang pendidikan dasar, materi disampaikan secara tematik. Pada materi ini siswa dituntut untuk kreatif, mandiri dalam belajar. Oke, jika dilaksanakan di sekolah atau lingkungan perkotaan, mungkin langkah ini bisa berjalan lancar. Namun jika di desa, jangankan membimbing, membaca materi pelajaran sudah sulit dan rumit. Mereka lebih memikirkan bagaimana bisa menyambung juga UN Diganti Apapun, Harapan Guru dan Siswa Nyaman BelajarDalam posisi tersebut, orangtua siswa jelas "pasrah bongkokan" atau pasrah 100% pendidikan anak kepada pihak sekolah. Guru mau tidak mau mengikuti ritme keinginan orangtua. Meski hal tersebut sangatlah nantinya kegagalan pendidikan akan ditujukan bagi mereka. Dinas akan memberikan warning kepada sekolah yang pendidikan siswanya tidak mencapai target. Dengan niat berbakti dan cinta kepada negeri, guru melaksanakan ketugasan itu. Di samping melaksanakan tugas pengerjaan laporan BOS, operator sekolah, dan tetaplah berharap kemajuan pendidikan di Indonesia karena mereka sadar bahwa kesuksesan pendidikan akan membawa kemajuan negara. Guru akan bangga jika negara bisa "berbicara" atau berprestasi dalam kancah mewujudkan kemajuan bangsa dan negara, guru memiliki mimpi dan harapan tertentu dalam proses pembelajaran. Apa saja impian dan harapan guru? 1 2 3 Lihat Pendidikan Selengkapnya Gurumembimbing siswa untuk bernalar kritis rencana Tuhan adalah rencana yang indah, meskipun terlihat sulit untuk diterima manusia, melihat video. 2. Guru membimbing siswa untuk menunjukkan perilaku Bertakwa kepada Tuhan dengan harapan, rencana, dan impian. Banyak orang yang bersikap pragmatis dan cepat

- Kita banyak menaruh harapan kepada guru untuk membantu mendidik anak agar siap menghadapi masa depan. Indonesia pun membutuhkan generasi masa depan yang cemerlang untuk menghadapi persaingan global. Pada Hari Guru Nasional, sejumlah guru dari generasi milenial juga menaruh harapan kepada pemerintah, orangtua, serta seluruh insan mewawancarai sejumlah guru-guru millenial yang kini terjun mendidik di pendidikan formal. Berikut rangkuman harapan-harapan muncul dari guru-guru generasi milenial. 1. Pendidikan menonjolkan karakter Guru SMAN 5 Bogor, Zafira Andini Muzzamil 22 berharap siswa sadar bahwa ilmu pengetahuan yang dipelajari selama di sekolah bukan untuk membantu masuk ke perguruan Zafira, ilmu pengetahuan yang dipelajari sekarang adalah modal untuk menjalani hidup. Baca juga Hari Guru Nasional 2019, Milenial Jadi Guru Itu Keren! "Agar kamu tahu siapa diri kamu, kamu punya identitas yang khas, agar siswa unik, beragam, berwawasan, dan berkarakter," ujar Zafira saat dihubungi Zafira menyebutkan setiap anak itu punya karakter. Menurutnya, pendidikan seharusnya bisa menonjolkan karakter setiap anak. "Ada sisi unik keluar, maka ada nilai-nilai toleransi di sana. Ada juga sisi kreatif. Di situlah pendidikan seharusnya menciptakan hal itu," tambah Zafira. 2. Bebas berkreasi dan berinovasi Guru Semut-Semut The Natural School Depok, M. Fuad Rizqi Ramadhan 23 berharap sekolah-sekolah bisa lebih membebaskan guru dan murid lebih berekspresi.

kembalinormal atau pun wabah Covid-19 sudah berakhir, harapan guru di samping pembelajaran di kelas maka pembelajaran daring tetap bisa dilaksanakan untuk melatih keterampilan guru dan siswa pada era abad 4.0. Harapan kedua pembelajaran ini sebagai alternatif guru dalam menerapkan model-model pembelajaran.
Anita Lie, Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unika Widya Mandala Surabaya Sistem pendidikan di Indonesia sudah memperoleh beberapa capaian, di antaranya pemerataan angka partisipasi sekolah yang terus meningkat di berbagai daerah. Pada 2019 angka partisipasi sekolah meningkat menjadi 99,24% pada jenjang SD, 95,51% pada jenjang SMP, 72,36% pada jenjang SMA/SMK dan 25,21% pada jenjang pendidikan tinggi Namun harapan bagi para guru untuk membebaskan anak-anak bangsa dari kegelapan masih belum sepenuhnya tercapai. Semua pemangku kepentingan, terutama para guru masih harus bekerja keras untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Sebagaimana diperlihatkan secara kuantitatif dalam berbagai data asesmen tingkat internasional seperti TIMSS, PISA dan Indeks Pembangunan Manusia. Secara kualitatif dalam pengamatan beberapa pelaku dan pengamat pendidikan, prestasi akademik siswa Indonesia masih jauh di bawah rata-rata. Iklan Pada PISA 2018 yang ditujukan pada anak berusia 15 tahun, Indonesia menempati peringkat 72 pada tes membaca dan matematika, peringkat 70 dalam sains di antara 78 negara. Catatan ini menunjukkan bahwa 40 persen siswa di Indonesia mencapai level 2 atau lebih tinggi dalam bidang sains dibandingkan rata-rata OECD 78 persen. Menurut definisi PISA, pada level 2, siswa bisa menjelaskan fenomena sains dasar dan menilai validitas suatu kesimpulan berdasarkan data yang diberikan. Indonesia sudah berhasil meningkatkan angka partisipasi sekolah dalam dekade terakhir. Namun, masih ada tantangan dalam pembangunan manusia karena perbaikan kualitas manusia sampai dengan saat ini masih memprihatinkan. Selain skor PISA, beberapa studi lain juga menunjukkan kualitas sumber daya manusia Indonesia masih rendah. Studi mengenai kemampuan matematika yang diangkat dalam Kertas Kerja RISE A. Beatty dkk, Nov 2018 mencermati 5 gelombang data dari Indonesian Family Life Survey IFLS mulai 1993 terhadap lebih dari 30 ribu orang di 13 provinsi dan meneliti keterkaitan antara lama sekolah dan capaian belajar. Walaupun Indonesia berhasil meningkatkan angka partisipasi sekolah, namun masih ada kesenjangan serius antara kemampuan matematika peserta didik dengan apa yang seharusnya menjadi capaian belajar sesuai dengan kurikulum. Hanya 11 persen sampel yang telah lulus dari kelas 12 SMA/SMK bisa menjawab soal-soal numerik yang seharusnya diperuntukkan kelas 4. Seperti pembagian 2 digit 56/84, pengurangan pecahan 1/3-1/6, dan desimal 0,76-0,4-0,23. Temuan lain dari studi ini adalah kemungkinan lebih besar anak-anak dengan kemampuan numerik rendah berada di Indonesia Timur, di daerah pedesaan, lebih berumur, dan laki-laki. Rendahnya prestasi siswa sering dikaitkan dengan rendahnya mutu guru karena guru mempunyai peran sangat penting dan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan. Ditengarai kekurangan minat di antara orang muda berkualitas untuk menjadi guru disebabkan salah satunya oleh minimnya jaminan kesejahteraan guru seiring dengan revolusi material dalam era globalisasi Lie, 2004, Priyono, 2005 dan Darmaningtyas, 2005. Namun fenomena rendahnya minat menjadi guru di kalangan orang muda telah berubah setelah 2005. Pada Era Reformasi, salah satu upaya strategis menjadikan profesi guru lebih dihargai dimulai dari Undang-Undang 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Pemberlakuan undang-indang ini menjanjikan perbaikan kesejahteraan guru melalui pemberian tunjangan profesi bagi guru yang sudah lulus sertifikasi dan telah mendorong banyak orang muda untuk memilih program studi guru. Ada peningkatan besar-besaran pada pendaftaran program-program studi keguruan sejak 2005. Sayangnya, kebijakan yang bertujuan meningkatkan profesionalisme guru ini tidak disertai dengan program menyeluruh untuk reformasi sistemik sehingga belum mencapai tujuan dengan optimal. Banyak Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK memanfaatkan momentum ini untuk menerima mahasiswa sebanyak-banyaknya. Tapi tidak cukup serius mengimbangi tindakan pragmatis ini dengan perbaikan proses pendidikan para calon guru. Pemberikan tunjangan sertifikasi tidak diimbangi dengan kinerja guru secara sistematis. Penelitian Bank Dunia terhadap pelaksanaan sertifikasi guru pada 2009, 2011, dan 2012 terhadap 240 SD dan 120 SMP meliputi guru dan 90 ribu siswa menunjukkan bahwa program sertifikasi guru oleh pemerintah belum meningkatkan prestasi guru dan siswa secara signifikan. Sertifikasi guru hanya efektif meningkatkan minat kaum muda memilih pendidikan sebagai calon guru. Menurut Mae Chu Chang, Head of Human Development Sector Indonesia, “Sertifikasi guru yang semestinya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas guru agar terjadi peningkatan kualitas pendidikan di kelas dan sekolah ternyata tak berjalan seperti yang diharapkan. Prestasi siswa tak meningkat signifikan” Napitupulu, 2012. Program sertifikasi guru yang juga merupakan produk Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada masa itu banyak disorot. Raka Joni 2007 menunjukkan adanya ’cacat ontologik’ dalam konsep kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang diturunkan dari Empat Pilar Belajar UNESCO. Menilai seorang guru dalam 4 kategori sama dengan ’memosisikan keempat kompetensi ortogonal satu sama lain.’ Sebagai ilustrasi, kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan, dan pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan pengembangan peserta didik yang terangkum dalam kompetensi pedagogik akan lepas konteks jika tidak dikaitkan dengan kemampuan penguasaan materi pembelajaran. Demikian juga dengan dua kompetensi yang lain, kompetensi pribadi dan sosial. Tidak pernah jelas bagaimana menilai kompetensi pribadi dan sosial seorang guru. Sementara itu, persoalan konseptual pendidikan profesional guru masih belum terselesaikan, program sertifikasi melalui portofolio sudah langsung dijalankan untuk mendukung pelaksanaan Undang-Undang tentang Guru dan Dosen. Sungguh sangat absurd tindakan menggunakan berkas-berkas yang dikumpulkan dalam portofolio untuk menilai kompetensi seorang guru. Ketika guru-guru yang beruntung mendapatkan jatah, meraka berlomba-lomba mengumpulkan portofolio untuk memperoleh sertifikasi demi perolehan tunjangan profesi dan fungsional. Berbagai ekses keikut-sertaan dalam program pendidikan dan pelatihan hanya demi sertifikat, manipulasi berkas, dan kolusi antara pemilik portofolio dan penilai sangat menodai profesi guru dan bahkan melemparkan guru pada titik nadir dalam perjalanan profesinya. Kemudian program sertifikasi guru pun mengalami evolusi dari penilaian portofolio menjadi Pendidikan dan Latihan Profesi Guru PLPG pada 2011 dan selanjutnya pada 2018 menjadi Pendidikan Profesi Guru PPG Pra-Jabatan dan Dalam Jabatan yang berlangsung sampai sekarang. Sampai dengan akhir 2019, PPG Dalam Jabatan yang diselenggarakan oleh 57 LPTK telah melayani guru di seluruh Indonesia Direktorat Pembelajaran, Kemdikbud dan pada akhir 2020 telah meluluskan guru. Pemerintah tampaknya masih akan melanjutkan program PPG ini dalam beberapa tahun ke depan dan menargetkan penambahan 50 ribu guru profesional baru per tahun. Mengejar target jumlah perlu disertai dengan komitmen perbaikan mutu. Kelanjutan dari kelulusan guru dari PPG perlu dipikirkan dan difasilitasi agar guru bisa merdeka belajar dan menjadi penggerak sepanjang masa profesi mereka melalui program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB. Beiringan dengan perjalanan PPG, Kemdikbudristek juga meluncurkan Program Guru Penggerak sebagai episode ke 5 Program Merdeka Belajar. Kemdikbudristek menargetkan Guru Penggerak di akhir 2024. Sekali lagi, untuk negara sebesar Indonesia dengan populasi termasuk populsi guru yang relatif besar, target jumlah memang tidak bisa diabaikan dan sangat perlu dilakukan. Bisa pula dipahami bahwa dalam banyak konteks, target jumlah seringkali berhadapan dengan tuntutan mutu. Segala upaya berupa kegiatan pelatihan dan program pengembangan profesi guru sudah dan masih harus terus dilaksanakan untuk perbaikan mutu guru. Upaya ini akan bisa efektif jika berangkat dari titik kesadaran guru yang mungkin masih harus berhadapan dengan budaya ketakutan yang selama ini sudah bercokol dalam profesi guru. Mengatasi Budaya Ketakutan Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan perlu karena melalui perubahan, kehidupan tumbuh dan berkembang. Peran pendidikan dalam pembudayaan umat manusia adalah pembebasan peserta didik untuk melakukan perubahan dan pembaruan demi kehidupan. Perubahan masyarakat seharusnya dimulai di sekolah-sekolah karena di tempat inilah pemilik masa depan sedang dipersiapkan. Namun ironisnya, di sekolah peserta didik tidak banyak diberi kesempatan untuk merekonstruksi masa depan. Mereka bahkan diajar nilai-nilai kepatuhan serta belajar menyesuaikan diri dengan sistem, tatanan, norma, aturan, dan nilai yang sudah berlaku di masyarakat. Guru diposisikan sebagai perangkat dalam suatu sistem yang tidak cukup memberikan penghargaan bagi upaya pembaruan dan pembebasan, namun justru sangat menghargai tindakan pengukuhan aturan dan sistem. Pemosisian ini secara sistematis telah menciptakan dan memelihara budaya ketakutan di kalangan guru. Dunia pendidikan telah dibelenggu dan beroperasi dalam budaya ketakutan. Ketakutan guru terjadi secara multidimensional. Ketakutan terhadap sistem dengan segala perangkatnya termasuk penilaian terhadap peserta didik berupa ujian yang diselenggarakan oleh lembaga yang berkuasa, pengakuan atas profesionalitasnya berupa program sertifikasi, penilaian kinerja yang buruk dari kepala sekolah, jaminan atas kesejahteraan dan keberlanjutan karirnya telah menghambat guru untuk menjadi dirinya sendiri secara utuh. Penghapusan Ujian Nasional sebagai Episode Pertama Merdeka Belajar merupakan tonggak penting untuk memutus rantai ketakutan di antara para pemangku kepentingan bidang pendidikan. Pada saat artikel ini ditulis, Asesmen Nasional yang dirancang untuk pemetaan dan perbaikan mutu pendidikan secara nasional baru dilaksanakan satu kali pada September-Oktober 2021. Dampak penghapusan Ujian Nasional dan pemberlakuan Asesmen Nasional terhadap perbaikan mutu peserta didik masih perlu dikaji berdasarkan data-data perolehan. Lebih jauh lagi, keterbelengguan dalam sistem dan ketakutan terhadap kemiskinan juga membatasi guru untuk terus menggali, menjelajahi, dan menemukan nilai-nilai kebenaran dalam bidang ilmu yang diam. Secara lebih mendalam, ketakutan terhadap peserta didik dan dirinya sendiri telah membentengi guru dari panggilan untuk menyapa peserta didik dan membebaskan mereka untuk menemukan diri sendiri. Bahkan, sebagian guru memanfaatkan dan menggunakan ketakutan dalam diri peserta didik untuk mengendalikan proses belajar mengajar. Peserta didik takut terhadap ulangan dan ujian, takut terhadap hukuman, takut menjadi bahan cemooh teman-teman sekelas, dan takut tidak naik kelas. Ketakutan peserta didik inilah yang dijadikan sumber energi penegakan kekuasaan guru di kelas. Ketakutan peserta didik selanjutnya bergabung dengan ketakutan dari dalam guru sendiri untuk membuka hatinya sendiri dan menyapa hati peserta didiknya. Ketakutan para guru terhadap peserta didik telah mengenakan topeng apatisme terhadap perubahan dan sinisme terhadap kondisi peserta didik mutu input yang terus merosot dari tahun ke tahun, motivasi belajar yang rendah, latar belakang keluarga yang tidak mendukung, dsb. Ketakutan-ketakutan ini telah memisahkan guru dari peserta didik. Ketakutan adalah manusiawi dan jarak antara guru dan peserta didik akan selalu ada. Namun, betapapun lebar jarak tersebut, guru seharusnya berkomitmen untuk membangun jembatan dengan peserta didik bukan hanya karena peserta didik membutuhkan guru untuk membimbingnya dalam perjalanan menjadi manusia dewasa tapi juga karena guru membutuhkan pandangan dan enerji dari peserta didik untuk terus memperbaharui kehidupannya sendiri. Ikuti tulisan menarik Anita Lie lainnya di sini.
UNDiganti Apapun Harapan Guru dan Siswa Nyaman Belajar. Sekolah ini telah membentuk saya menjadi karakter yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Harapan untuk Sekolah. Dijelaskan Anggia Chrisanti karena banyak terjadi pemaksaan impian orang tua bahkan sejak memilihkan sekolah untuk anak. Mempunyai kompetensi tinggi konsisten dan juga

Iustrasi kata-kata harapan untuk sekolah. Sumber Unsplash/ Annie SprattMemasuki tahun ajaran baru, biasanya pihak sekolah akan mengadakan acara kumpul bersama semua siswa. Dalam kesempatan itu, biasa siswa akan diminta untuk memberikan kata-kata harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat para siswa dan juga tersebut biasanya meliputi kesan dan pesan dari siswa kepada pihak sekolah untuk bisa meningkatkan berbagai fasilitas demi menunjang kegiatan belajar dan Harapan untuk SekolahIlsutrasi kata-kata harapan untuk sekolah. Sumber Unsplash/ Kenny EliasonDikutip dari buku karya Affa Azmi Rahma Nada dkk berjudul Praktik Gerakan Sekolah Menyenangkan 312, 2021, sekolah merupakan salah satu pendidikan yang ada dalam lingkungan heran banyak siswa yang memiliki harapan besar untuk sekolah di mana merupakan tempat untuk menimba ilmu. Untuk menyampaikan hal tersebut, berikut kata-kara harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat memiliki harapan yang begitu besar untuk sekolah ini, semoga tempat ini tidak hanya membentuk siswa-siswa yang ambisius terhadap nilai angka, akan tetapi juga bisa membentuk siswa-siswa yang berakhlak, cerdas, peduli, dan memiliki mental yang harapan saya terhadap tempat di mana saya menimba ilmu ini. Semoga sekolah tetap memberikan ruang bagi para siswa untuk dapat berekspresi secara bebas tanpa merasa minder dan saya untuk sekolah ini adalah agar terus mempertahankan nilai-nilai moral dan budaya dalam mendidik siswanya. Semoga sekolah ini terus meningkatkan program-program kegiatan pembelajarannya agar siswa semakin aktif dan menjadi lebih baik sekolah ini terus mengajarkan hal-hal baik sesuai visi-misinya. Saya juga berharap agar sekolah bisa lebih memberikan perhatian kepada para siswa agar bisa menyesuaikan pembelajaran dengan keadaan masing-masing berharap agar sekolah tidak hanya memfokuskan siswa untuk mengejar nilai dalam bentuk angka, tetapi juga dalam bentuk karakter. Karena selain cerdas, orang hebat juga perlu memiliki akhlak yang saya adalah semoga sekolah dapat membangun suasana yang nyaman dan hangat sehingga dapat menjadi rumah kedua bagi para pertama kali masuk ke sekolah ini, saya berharap para pelaksana pembelajaran seperti guru dan staf pengajar lainnya untuk bisa melakukan pendekatan kepada siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk bisa menunjukkan saya untuk sekolah ini supaya bisa tetap menjaga kredibilitas serta terus menjadi sekolah yang mencetak siswa-siswa berprestasi baik dalam bidang akademik maupun bidan berharap agar sekolah bisa lebih memberikan fasilitas untuk mengembangkan bakat-bakat terpendam dari para siswa di tempat ini. Karena sekolah ini ternyata memiliki banyak sekali siswa berbakat yang bisa mengharumkan nama berharap agar sekolah ini dapat selalu berbenah dan berkembang menjadi lebih baik, sehingga banyak siswa baru yang tertarik untuk bisa masuk ke sekolah referensi kata-kata harapan untuk sekolah yang bisa memacu semangat para siswa dan guru dalam hal belajar dan mengajar. Semoga bermanfaat. IND

Siswadiartikan segalanya, yang meneladani, menyemangati dan juga mendorong. Maka Pendidikan adalah seluruh daya upaya yang dikerahkan secara terpadu untuk tujuan memerdekaan aspek lahir dan batin siswa. Pengajaran dalam pendidikan dimaknai sebagai upaya membebaskan siswa dari ketidaktahuan serta sikap iri, dengki dan egois.
Tahun ajaran baru 2022/2023 baru saja dimulai. Tentunya para orang tua, siswa, dan juga guru mempunyai harapan-harapan terbaiknya agar pendidikan yang akan berjalan ini berjalan dengan dengan kembali normalnya pembelajaran di dalam kelas, tahun ini murid dan guru bertemu langsung, bertatap muka di ruang kelas. Pembelajaran menjadi efektif seperti sedia kala dengan tetap memperhatikan protokoler Para Guru Pada Pendidikan IndonesiaSalah satu hal yang lumrah di dunia pendidikan negeri kita adalah perubahan kurikulum sesuai dengan pergantian pemerintahan. Pada era Menteri Nadiem Makarim saat ini, dunia pendidikan mempunyai kurikulum yang disebut dengan kurikulum merdeka saat ini masih dalam tahap sosialisasi dan uji coba pada beberapa sekolah dan madrasah di Indonesia. Sebagian besar lain yang belum mendapat amanah untuk uji coba kurikulum merdeka, sekolah dan madrasah masih menggunakan kurikulum pun kurikulumnya, para guru mempunyai kewajiban untuk beradaptasi dengan cepat pada perubahan kurikulum tersebut. Yang terpenting dari perubahan kurikulum tersebut adalah akan membawa dunia sekolah dan madrasah pada pendidikan yang lebih harapan dunia pendidikan yang terus menjadi lebih baik, tentunya para guru juga mempunyai harapan masing-masing yang lebih spesifik. Untuk masalah ini, saya mengobrol dengan beberapa teman sejawat sesama guru, tentang apa kata-kata harapan di dunia pendidikan yang mereka Guru Pendidikan Lingkungan HidupBeliau bernama Ani Handayani, kakak kelas ketika SMP. Beliau biasa disapa Teh Ani atau Ceu ini Teh Ani diamanahi tugas sebagai seorang guru mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup atau biasa disingkat dengan PLH di SMK Al-Farhan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Karakternya yang selalu humble dan ceria tidak hanya banyak disukai oleh rekan-rekan sejawatnya, tetapi tentu saja anak-anak didiknya pun sangat dekat dengannya karena karakternya harapannya pada dunia pendidikan, khususnya terkait dengan pengajarannya di PLH, ia menuturkan bahwa ia berharap dapat mewujudkan anak-anak yang peduli dan pada Allahnya, pada manusianya, pada alamnya, hingga menjadi manusia yang masagi manfaat di mana pun mereka berada walau dengan hal kecil sederhana yang mereka miliki dan anak-anak yang peduli dan masagi ia jadikan jargon semenjak tahun 2021 agar ia dan para siswa didikannya dapat terus termotivasi untuk menuju goal yang menjadi kontrak pembelajaran madrasah tempat saya mengabdi pun ada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup. Guru pengampunya bernama Robi Robi Awaludin adalah alumni di MA Raudlotul Ulum, setelah menyelesaikan studi ia kembali ke madrasah tempat ia dididik untuk mengabdikan harapannya pada dunia pendidikan, Pak Robi pernah menuturkan bahwa harapannya tak muluk-muluk, ia ingin bisa menuntaskan materi-materi yang ada dan terjadwal selama satu tahun pembelajaran dengan materi pembelajaran secara tepat dan tuntas memang kadang-kadang tak selalu mulus. Guru yang sudah membuat perencanaan awal tahun dengan membuat program semester, program tahunan, perhitungan hari efektif dan hari liburnya pun kadang terganggu dengan libur-libur tak terduga seperti adanya rapat guru atau penugasan dinas ke Guru SejarahGuru Sejarah di MA Raudlotul Ulum Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, tempat saya mengabdi, bernama Noni Dayanti. Ia mengajar mata pelajaran tersebut semenjak beberapa tahun pada dunia pendidikan ia sampaikan dengan fokus pada 4 poinHarapan pertama, ia berharap semoga dapat terus berinovasi dalam memberikan materi pelajaran sejarah Indonesia kepada anak-anak didiknya, karena meskipun seragam sama, tetapi mereka memiliki kemampuan, pemikiran, dan latar belakang yang berbeda, ia merasa masih belum percaya diri untuk mengatakan bahwa metode yang ia pakai saat ini dapat diterima oleh para siswa sepenuhnyaHarapan kedua, ia berkeinginan, mudah-mudahan anak-anak dan termasuk juga ia sebagai pengajar dapat segera beradaptasi dengan jadwal yang telah kembali ke normalHarapan ketiga, komitmen dan tanggung jawabnya sebagai guru semoga tidak goyah dalam mengamalkan ilmu kepada anak-anak yang orang tuanya sudah mempercayakan kepada sekolahHarapan keempat, Mudah-mudahan antar sesama guru bisa lebih saling melengkapiHarapan Guru Bahasa IndonesiaNama guru pengampu Bahasa Indonesia di madrasah tempat saya mengabdi punya nama yang sangat singkat, Lilik. Ia bersama suaminya, Ustaz Hilman Hamdani, juga pengajar di tempat yang sama, dengan pelajaran yang yang ia utarakan di dunia pendidikan, khususnya di bidang yang ia ajarkan, berhubungan dengan kebutuhan sarana dan prasarana. Ia ingin agar sekolah bisa memberi fasilitas terbaik untuk mendukung proses belajar mengajar, termasuk Bahasa Indonesia. Secara lebih detail ia memberi beberapa poin tentang sarana prasarana yang masuk dalam list harapannya pada proses pengajaran di Bahasa Indonesia maupun harapan secara penunjang lengkap dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sepertiAda perpustakaan komprehensif yang bisa digunakan membaca bahkan belajar secara nyamanTersedianya rak khusus novel yang disimpan di perpustakaan di mana novel adalah salah satu bacaan favorit anak-anak didikAdanya fasilitas penunjang untuk para guru, sepertiAda tempat salat/laktasi/rebahan saat merasa lelahAda cermin di luar kamar mandi. Biar kalau benerin jilbab tidak bikin nunggu yang mengantre di WC 🤭Ada loker khusus masing-masing guru. Biar nyaman menyimpan barang pribadi termasuk sendal jepit biar tidak hilangHarapan Sebagai Guru AgamaSaya sendiri menjadi guru agama semenjak tahun 2018. Mengajar agama adalah sesuatu yang besar dalam hal tanggung sebelumnya mengajar Bahasa Inggris selama 7 tahun, karena keharusan linieritas dengan program pendidikan yang diambil, akhirnya Bahasa Inggris ditinggalkan, beralih ke Pendidikan Agama. Agak canggung awalnya beralih dari mengampu pelajaran bahasa, beralih ke pelajaran hal yang diharapkan di dunia pendidikan, berharap dunia pendidikan dapat berjalan pada track-nya dalam berjalannya proses belajar dan Guru Kepada Anak DidiknyaSalah satu hal yang diinginkan dari para siswa adalah tentang etika atau adab terhadap guru. Masalah adab adalah hal yang artinya ilmu yang tinggi tanpa dibarengi dengan adab atau akhlak yang baik. Dengan adab yang baik, para siswa insyaAllah akan mendapatkan keberkahan selama proses belajar dari para para siswa terus berproses untuk memperbaiki akhlaknya menjadi akhlakul karimah. Sehingga dalam setiap jenjang pendidikan ada perubahan yang lebih baik, tidak hanya dengan bertambahnya ilmu, tapi juga dengan perubahan akhlak yang semakin saleh saleha. Harapan Untuk Sesama GuruSelain untuk para siswa, ingin juga rasanya mengajak teman-teman sejawat para guru untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan materi ajar dengan memaksimalkan media pengajaran. Rasanya aneh jika di era yang sudah serba canggih ini ada guru yang masih mengajarkan dengan cara mendiktekan adalah hal lumrah yang bisa juga digunakan untuk pembelajaran saat ini. Guru yang kreatif pastinya bisa membawa siswa-siswinya untuk mempergunakan internet dengan bijak, termasuk untuk kepentingan contoh memaksimalkan manfaat internet yang bisa digunakan oleh seorang guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan sepertiBerteman dengan siswa dan orang tua atau wali siswa di berbagai media sosial yang dimiliki seperti Facebook, Instagram, dan dengan baik dengan siswa, orang tua, dan sesama guru via di platform komunikasi online seperti What's app atau Youtube untuk mencari referensi hal-hal yang berhubungan dengan pengajaran seperti media dan bahan komunikasi dengan teman-teman blogger-teacher tentang pengalaman-pengalaman berharga selama mengajar yang bisa diambil menggali ilmu dari platform-platform belajar online yang kini semakin banyak poin di atas adalah contoh dari sekian banyak manfaat internet yang bisa dimaksimalkan oleh seorang guru. Masih banyak hal-hal kemanfaatan dari internet agar fungsi guru dapat maksimal dalam dan Harapan Untuk Para GuruUntuk semua pengajar di seluruh Indonesia dan juga di seluruh dunia, semoga tetap istiqomah dalam menjalankan amanah menyampaikan ilmu kepada putra-putri didik kita baik di sekolah maupun di madrasah. Tugas seorang guru tidaklah gampang, di pundaknya ada tanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa, maka istiqomah atau konsistensi dalam menjalankan tugas tersebut adalah sebuah tetap bisa bersinergi para guru dengan orang tua siswa dan siswa itu sendiri. Tanpa kerja sama dengan orang tua dan siswa, susah sepertinya pendidikan ideal bisa tercapai. jmaKL.
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/242
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/322
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/407
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/12
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/658
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/758
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/580
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/137
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/656
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/798
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/939
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/261
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/392
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/280
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/775
  • harapan siswa untuk guru