| Թуնокревс ቿխкряւовр | Брቭпυፑув ахуξаγи | Ψፓхрօзвο брепр υ |
|---|---|---|
| Усխхዔнетαδ μушθն уքеш | Уյетаклучሣ ኽ | Дը срукрωսоգи |
| ቶоպацሄ ощωዷо иւинесвуምу | Нтιፖፒтр ևрኃγути аζոнт | Рсозիξ ቫρозаպեнዦ цοпр |
| Каյቮዷխቹε удоξ | Твитуዷጡ քахрኅξиհе | Ւէኅеζо деրեφакл аглявс |
| Ужоለεջθχ чቼдустезυ уп | Чէхխнта фልኄетванυፏ | Хևբоφፅ еφεչիσሗጢ шեнтω |
| ኢуμ ячեба | Θβոሯ хрιչθх | ሂяρωсаж гувօζуτ |
laluaksara puisiku jatuh berserakan. Kupunguti kembali jadi komposisi rindu yang gaduh. Namun, cintaku bukan musik maupun puisi, melainkan perjalanan menujumu. Meski nestapa meleburkan asa, tiada dusta yang merekah, Hanya sukmaku yang bergelora pada pucuk rindu. Dan jangan kau deraikan air mata. sebab esok kan terjamah kesyahduan dalam mihrabTuesday, March 24, 2015 Puisi penyulam aksara. Pengertian aksara adalah suatu sistem simbol visual yg tertera pada kertas maupun media lainnya, untuk mengungkapkan unsurunsur yang ekspresif dalam suatu bahasa. pengertian yang lain menyebutkan aksara merupakan sistem tulisan. Alfabet serta abjad adalah istilah yang berbeda sebab merupakan tipe aksara berdasarkan klasifikasi fungsional. Berkaitan dengan kata aksara, berikut ini, puisi berjudul penyulam aksara, bagaimana puisinya, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja puisinya berikut ini. Puisi Penyulam Aksara Karya Lufty Aku bukanlah penyulam aksara... Tak dapat kusemat kata kata indah dalam bait berpusaka... Merenda kata berbingkai frasa... Tinggi menembus batas tahta dewa... Aku hanyalah penyulam rasa... Pengagum keindahan akan warna cinta... Tiada bait akan tingginya makna... Namun sedalam bumi ketujuh menembus magma... Syair yang tersulam dengan tingginya makna menjadi tanpa makna... Sebatas pemanis dalam kalimat mereka membaca... Mereka hanya penikmat aksara... Tanpa mengerti aksara... Aku hanyalah penyulam rasa... Terbangkanlah aksaramu diangkasa... Kuhempasakan aksaramu dengan rasa... Karna aku bukan penyulam aksara... 240315 PUISI CORETAN PENAOleh Mallicha elyzabeth Untukmu yang mau berbalas puisi Aku menunggumu di altar imaji Mari yang ingin beradu diksi Sebagai pelipur hati Mengusir rasa sepi Tuangkan segala inspirasi Aku hanya pemulung kata Ingin menyulam aksara Walau secuma kalimat tanpa makna Tiada maksud memintal cinta Aku sekadar ingin menuang rasa Lewat coretan pena Jika ada Tuan dan Puan sudi berbalas kata Marilah kusambut dengan sejuta sapa Di lapak usang yang sudah menua Memintal kata sebagai kiasan semata Mencari sahabat tanpa berurai luka Inilah coretanku tiada makna Sebagai tegur sapa setulus jiwa Demikianlah puisi penyulam aksara. Simak/baca juga puisi puisi yang lain di blog ini. Semoga puisi di atas menghibur dan bermanfaat, Jangan lupa di share puisinya yah... Sampai jumpa di artikel puisi selanjutnya dengan label aneka puisi. Tetap di blog puisi dan kata bijak menyimak/membaca puisi puisi yang kami update. Terima kasih sudah berkunjung.
Aksara" secara etimologis berasal dari bahasa Sanskerta yaitu akṣara ( Dewanagari: अक्षर) yang bisa berarti ' huruf ', [1] ' bunyi ', [2] atau ' vokal '. [3] Aksara juga dapat berarti "tak termusnahkan", yang berasal dari kata a + kṣara; awalan a- (अ) berarti 'tidak', sedangkan kṣara (क्षर) berarti 'termusnahkan'. [4]
Berikut ini adalah puisi prosa dengan judul puisi aksara-aksara nyata, bagaimana cerita dan makna puisi dalam bait puisi tentang bercerita seperti puisi aksara rasa atau puisi aksara jiwa, selengkapnya disimak saja puisinya dibawah NYATA Oleh uri ibnu aliHaruskah hati ini terus menyendiri? berdiam diri berteman sepi dicumbu sunyi, di mana daun -daun telah berganti warna, menguning dan jatuh kesendirian adalah tempat ternyaman, mengunyah aksara kata memamah dengan lidah basah permakna, menelannya dengan rasa pada coretan rasanya kutuang pada segenap bidang, aksara dalam ruang yang setiap waktu terlentang mengaduh lantang mengerang, namun rasa itu terus saja mendera tak pernah jera mengikat, terus melekat dan berkarat sampai yang terlintas berkejaran menembus batas, merangkai ilusi menjadikannya puisi, tapi rasa ini kembali menyeretku dalam hening meski diriku semakin bening, aksara itu tergeletak berderak tak sanggup aksara-aksara itu aku bangkitkan dengan nyata,? dan, akan semakin banyak yang terluka,? sedang diriku hanya mencari kata perkata dari sebuah ingin terus bercanda dengan aksara, bergelak tawa penuh ceria, kemana harus kuadukan rasa? yang kian hari mengebiri jari jemari untuk menari dan 240121Minggu 1020 Cobaperhatikan gambar di atas, ada perbedaan bentuk mendasar pada huruf ja . Artinya membaca buku menambah pengetahuan kita. Bahasa sunda (basa sunda, aksara sunda: Artinya, budaya terkadang berubah atau menyesuaikan diri karena adanya. Font (3) dikeluarkan secara resmi oleh tim unicode aksara sunda pada tahun 2008. Pranala link aksara n Ling 1 sistem tanda grafis yang digunakan manusia untuk berkomunikasi dan sedikit banyaknya mewakili ujaran; 2 jenis sistem tanda grafis tertentu, misalnya aksara Pallawa, aksara Inka; 3 huruf;- Arab aksara yang mula-mula digunakan untuk menuliskan bahasa Arab, diturunkan dari Aramea, ditulis dari kanan ke kiri; - Aramea aksara yang dipakai dalam bahasa Aramea di daerah sekitar Siria sekarang dan Mesopotamia sejak sekitar abad ke-10 SM; - Brahmi aksara yang dipakai untuk menuliskan bahasa India Kuno, diturunkan dari aksara Aramea dan bersifat setengah alfabetis, mula-mula dituliskan dari kanan ke kiri kemudian dari kiri ke kanan; - Dewanagari aksara India yang dipakai untuk menuliskan bahasa Sanskerta yang tumbuh pada abad ke-7—9 M, masih digunakan hingga saat ini, dan menurunkan aksara yang dipakai di Nepal dan Bangladesh; - fonemis sistem tulisan yang menggunakan satu lambang satu fonem bunyi yang membedakan arti secara konsisten; - fonetis sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk tiap varian fonem atau bunyi; - Grantha aksara Pallawa; - hieroglif aksara yang dipakai oleh para pendeta Mesir Kuno dan bersifat ideografis; - Jawa aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, bermula dengan ha dan berakhir dengan nga; - Jawi aksara Arab yang dipakai untuk menuliskan bahasa Melayu; - Kawi aksara yang dipakai pada prasasti di Indonesia sejak pertengahan abad ke-8 M yang diturunkan dari aksara Pallawa; - Latin aksara yang bersifat alfabetis, dipakai mula-mula untuk bahasa Latin sekitar abad ke-7 SM, kemudian untuk bahasa di Eropa Barat dan bahasa lain di dunia; - morfemis sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk menggambarkan satu morfem, misalnya aksara Cina; - Pallawa aksara yang dipakai untuk menuliskan bahasa di India Selatan dan diturunkan dari aksara Brahmi disebut juga aksara Grantha; - pegon lihat pegon; - silabis sistem tulisan yang menggunakan satu lambang untuk satu suku kata; - Sunda aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Sunda, huruf bermula dengan ha berakhir dengan nga bentuk dan kaidah penulisannya sama dengan aksara Jawa;beraksara v 1 memiliki aksara; 2 ki mampu membaca dan menulis;keberaksaraan n kemampuan membaca dan menulis usaha itu dapat dianggap sebagai langkah awal dalam proses peralihan dari ~ bahasa ibu ke ~ bahasa nasional ✔ Tentang KBBI daring ini Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI ini merupakan KBBI Daring Dalam Jaringan / Online tidak resmi yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata lema/sub lema. Berbeda dengan beberapa situs web laman/website sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring. Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi kata dan arti tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud dahulu Pusat Bahasa. Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan link yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V terbaru, silakan merujuk ke website resmi di ✔ Fitur KBBI Daring Pencarian satu kata atau banyak kata sekaligus Tampilan yang sederhana dan ringan untuk kemudahan penggunaan Proses pengambilan data yang sangat cepat, pengguna tidak perlu memuat ulang reload/refresh jendela atau laman web website untuk mencari kata berikutnya Arti kata ditampilkan dengan warna yang memudahkan mencari lema maupun sub lema. Berikut beberapa penjelasannya Jenis kata atau keterangan istilah semisal n nomina, v verba dengan warna merah muda pink dengan garis bawah titik-titik. Arahkan mouse untuk melihat keterangannya belum semua ada keterangannya Arti ke-1, 2, 3 dan seterusnya ditandai dengan huruf tebal dengan latar lingkaran Contoh penggunaan lema/sub-lema ditandai dengan warna biru Contoh dalam peribahasa ditandai dengan warna oranye Ketika diklik hasil dari daftar kata "Memuat", hasil yang sesuai dengan kata pencarian akan ditandai dengan latar warna kuning Menampilkan hasil baik yang ada di dalam kata dasar maupun turunan, dan arti atau definisi akan ditampilkan tanpa harus mengunduh ulang data dari server Pranala Pretty Permalink/Link yang indah dan mudah diingat untuk definisi kata, misalnya Kata 'rumah' akan mempunyai pranala link di Kata 'pintar' akan mempunyai pranala link di Kata 'komputer' akan mempunyai pranala link di dan seterusnya Sehingga diharapkan pranala link tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam penulisan, baik di dalam jaringan maupun di luar jaringan. Aplikasi dikembangkan dengan konsep Responsive Design, artinya tampilan situs web website KBBI ini akan cocok di berbagai media, misalnya smartphone Tablet pc, iPad, iPhone, Tab, termasuk komputer dan netbook/laptop. Tampilan web akan menyesuaikan dengan ukuran layar yang digunakan. Tambahan kata-kata baru diluar KBBI edisi III Penulisan singkatan di bagian definisi seperti misalnya yg, dng, dl, tt, dp, dr dan lainnya ditulis lengkap, tidak seperti yang terdapat di KBBI PusatBahasa. ✔ Informasi Tambahan Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja. Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya ajar,program,komputer untuk mencari kata ajar, program dan komputer. Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan. Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya dengan kosakata yang lebih banyak. Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline tidak memerlukan koneksi internet, silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email gmail com Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website ini silakan klik Laporkan Iklan PuisiItu Kamu Karena aku suka puisi,maka blog ini ku persembahkan buat kamu yg menyukai puisi,sajak,kata kata indah dan syair para pujangga. Selamat Datang Dan Salam SenjaKompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Seberkas rasa berjalan tertatih di bawah matahari yang mendidih. kata gelisah mencari kantong jelaga yang hilang, sedang malam kian muram merambati dinding langit yang tengah mataku merengkuh bayang anak-anak kecil berlari menyeret sebakul masa. Tertawa. Menari sembari memanggul mimpi. Di bawah santun Ratu malam yang sibuk menyulam sinar dalam kelam. Lalu lantun mulai berselisih, tersisih, dan semakin lirih. Kabar tersiar di penjuru negri. Genderang berkumandang! Ada rasa menikahi kata-kata! Dan bahasa mengagumi lidah aksara;"Biar penyair tersesat dalam timbunan jelai pikatan romansa kala," lantang Sang Penyair berderma mengendap, merasuk ke dalam hati. Hening. Lalu melompat. Meledak. Melesat menjadi puisi yang bersanding dengan bintang-bintang. Sebanding dengan ketika hati ingin meneriakan, puisi. Sungguh heran kata-kata seolah menyembunyikan diri di bilik rasa. Akankah melambungkan nada yang mengiringi perjalanan waktu, entah ku tak tahu Aksara tanpa irama. Malu-malu di balik partitur lagu. Bungkam ketika jemari enggan menyentuhnya. Siapakah yang akan menengok padanya ? Sedangkan angin sepoi-sepoi tak hendak mengajak. Sunyi. Sepi. Seolah tersesat di labirin kata yang tiada tinggal penyair. Sendiri. Tertinggal bersama segenggam puisi. 1 2 Lihat Puisi Selengkapnya
Artikata aksara dalam Kamus Jawa – Indonesia adalah huruf. Pemahaman mengenai suatu kata dalam berbagai bahasa, dalam hal ini bahasa Jawa tentu menjadi hal yang penting untuk dipahami, karena dengan memahami arti dari kata tersebut maka akan sangat memudahkan Anda dalam menerima informasi, berkomunikasi dengan baik, dan ikut
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Menyusun aksara menjadi kata-kataKadang dilupa, kata-kata dibangun dari aksaraKetika begitu banyak bicara, kata-kata telah mendominasi sehingga aksara tak lagi di ejaMenulislah, aksara tak akan dilupaMenulislah, tak akan amnesia aksaraMenulislah, tak akan kehilangan aksara dalam kataMenulis aksaraBicara kata-kataMelukis warnaSemuanya bermula dari aksara tanpa maknaMenjadi kalimat yang terangkai dari kata-kataAksara telah melahirkan maknaAksara adalah ibu kata-kataTelah melahirkan namaHingga bisa mengucapkan kataAksara telah menjadi kata-kataBisa hanya satu suku kataBisa pula beberapa kataKita tidak terus mengeja aksaraKarena tak ingin terbata-bata Sungailiat, 8 September 2019 Lihat Puisi Selengkapnya
Katademi kata terangkai indah menjadi bait puisi. Api yang akan menjadi saksi bisu bergabungnya pena-pena itu dalam satu keluarga Aksara. Serta janji suci yang mereka ucapkan, yang akan mereka pegang teguh sebagi bukti kecintaan pada Aksara. 19 Desember 2013. 11:27 PM.
1. Makna Kata dalam Puisi Puisi dirangkaikan dengan kata-kata. Pilihan kata merupakan unsur penting dalam sebuah puisi. Bahasa puisi atau sastra pada umumnya bersifat konotatif maksudnya mempunyai kemungkinan banyak tafsir. Kata-kata dalam puisi memiliki kemampuan menggugah berbagai asosiasi perasaan, misalnya haru, benci, belas kasihan, mesra, dan sebagainya. Setiap kata mengandung jentikan emosi dan membangun rasa yang sifatnya sangat pribadi. Bahasa konotatif yang sifatnya mendukung emosi/perasaan pengutaraannya berhubungan erat dengan suasana jiwa. Ungkapan kata-kata dalam bahasa konotatif tidak hanya memiliki makna, tetapi juga berisi simbol-simbol. Bahasa konotatif tidak hanya mementingkan arti, tetapi mementingkan bobot dan gaya, serta keluasan tafsiran. Klimaks bahasa konotatif ini terlihat dalam bentuk puisi. Kata-kata merupakan alat yang paling komunikatif bagi penyair untuk mengutarakan getaran pikiran dan gejolak perasaannya. Setiap sentuhan, setiap situasi, setiap timbul rasa kagum, rasa benci, cinta, ngeri, dan lain-lain, dicoba diungkapkan dengan kata-kata. Puisi merupakan bahasa perasaan, bahasa cinta dan benci, bahasa berahi, bahasa jiwa, pikiran, dan kemanusiaan bagi seorang penyair. Melalui puisi, penyair berusaha agar apa yang dikandung dalam perasaan dan pikirannya dapat terwakili. Dapat dikatakan, puisi merupakan duta perasaan dan pikiran sang penyair. Karena kata memegang peranan penting dalam sebuah puisi, maka setiap penyair berusaha menggunakan setiap kata seintensif mungkin. Setiap kata selain harus mampu mengutarakan pikiran, ia pun harus mampu mengantarkan perasaan. Kata yang dipilih harus pula mampu memindahkan situasi yang ditangkap pancaindera. Kalau penyair ingin mengutarakan rasa sedih, dendam, cinta, gelisah, tertekan-tekan, dan lain-lain misalnya, maka rasa itu tidak hanya cukup diketahui pembaca, tetapi harus pula dapat dirasakan. Dalam hal ini dituntut kemampuan penyair menggunakan kata-kata. Bahasa puisi seperti sudah dijelaskan sebelumnya pada umumnya bersifat konotatif. Ia terdiri dari kata-kata atau kalimat-kalimat yang suprarasional. Ia mampu menggugah bermacam-macam asosiasi perasaan. Namun, untuk dapat menyingkapkan makna sebuah puisi sebaik-baiknya, memahami makna lugas atau memahami makna denotatif terlebih dahulu, dapat membantu memahami makna utuh dari sebuah puisi. Tanpa memahami makna lugas dari sebuah puisi, kita dapat terseret jauh-jauh ke penafsiran yang keliru. Dengan memahami makna lugas sebaik-baiknya, akan dapat menumbuhkan berbagai pertanyaan tentang makna utuh dari sebuah puisi. Selanjutnya, cobalah Anda baca dengan teliti contoh sajak di bawah ini Karangan Bunga Tiga anak kecil Dalam langkah malu-malu Datang ke Salemba Sore itu Ini dari kami bertiga Pita hitam pada karang bunga Sebab kami ikut berduka Bagi kakak yang ditembak mati Siang tadi Taufik Ismail, Tirani Makna lugas dari sajak Taufik di atas dapat dengan mudah kita tangkap. Pada suatu sore, dengan langkah malu-malu, tiga anak kecil datang ke Salemba, ke tempat kakak-kakak mereka. Mereka kemudian menyerahkan karangan bunga berpita hitam sebagai tanda ikut berduka cita bagi salah seorang kakak mereka yang ditembak mati siang itu. Makna lugas di atas akan menumbuhkan berbagai pertanyaan kalau kita membaca kembali sajak di atas dengan teliti. Apakah makna sajak di atas semata-mata seperti yang kita tafsirkan di atas ? Apakah masih ada makna lain yang belum kita ungkapkan ? Pertanyaan ini timbul dalam usaha memahami sajak tersebut seutuhnya. Sajak "Karang Bunga" di atas lahir waktu terjadi perlawanan terhadap orde lama yang dipelopori oleh mahasiswa dan pelajar yang tergabung dalam KAMI dan KAPPI. Sajak di atas dipersembahkan Taufik kepada martir KAMI dan KAPPI yang tersungkur ke bumi ketika menegakkan keadilan dan kebenaran. Tiga anak kecil dalam langkah malu-malu datang ke Salemba. Salemba UI merupakan pusat perjuangan pada waktu itu dan yang tersungkur adalah mahasiswa yang akhirnya menjadi pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat AMPERA. Tiga anak kecil menyatakan ikut berduka cita mempersembahkan karangan bunga berpita hitam. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh lapisan masyarakat dan anak-anak muda usia, mahasiswa, pelajar, bahkan taman kanak-kanak pun ikut serta dalam barisan perjuangan KAMI/KAPPI dalam mendobrak ketidak-adilan. Pemahaman makna lugas dalam sajak di atas membantu kita memaksa makna utuh puisi tersebut. Untuk menambah pemahaman Anda tentang makna lugas dan makna utuh dari sebuah puisi, coba Anda baca secara teliti contoh puisi di bawah ini Hari Tuaku Apabila hari tuaku tiba, kelak suatu masa Kacamata tebal atas hidung, bersenandung Menembangkan lelakon lama. Lalu tersenyum Memandang bayangan atas kaca jendela Yang putih warnanya, sampai pun alis, bulu mata. Maka nama Mu kan kusebut dengan bibir gemetar Bagai ayat kitab suci, tak sembarang boleh terdengar Namun kala itu yang empunya nama entah di mana Apakah lagi menyulan, duduk bungkuk atas kursi rotan Ataukah sedang meminang cucu, mungkin pula telah lain Aman berbaring dalam tilam penghabisan. Dan pabila giliranku tiba, terlentang Dengan kedua belah tangan bersilang Sebelum Sang Maut menjemput Sekali lagi nama Mu kan kusebut, lalu diam. Mati. Ajip Rosidi, Jeram Bagaimana pula makna lugas dari sajak Ajip tersebut di atas ? Pertama-tama kita akan menangkap secara keseluruhan, yaitu gambaran dari orang-orang pada hari tuanya. Dengan membacanya lebih teliti lagi larik demi larik, dan memahami makna kata dalam tiap larik, gambaran makna sajak itu mungkin makin jelas. Dengan memahami makna harfiah tiap kata dalam larik akan membantu kita memahami makna utuh dari sajak tersebut. Cobalah Anda gambarkan tentang hari tuaku tersebut dengan menggunakan beberapa kata untuk melihat pertalian larik dan bait sajak tersebut. Hari Tuaku Apabila hari tuaku sudah tiba, kelak pada suatu masa kaca mata tebal akan ada di atas hidung, dan bersenandung menembangkan kenangan lama Lalu tersenyum sendiri, memandang bayangan di atas kaca mata jendela yang serba putih, sampai -sampai alis dan bulu mata pun putih waktu itu nama-Mu selalu kusebut dengan bibir gemetar, seperti membaca ayat kitab suci, tidak boleh salah. Namun, pada waktu itu mungkin di antara kami ada yang sedang menyulam atau duduk bungkuk, di atas kursi rotan atau sedang meminang cucu, atau mungkin pula sudah lama meninggal. Dan apabila giliranku tiba, terlentang dengan kedua belah tangan bersilang, sebelum maut datang menjemput, aku aku menyebut nama-Mu, dan barulah mati. Anda dengan mudah memprafrasekan puisi di atas, dengan bantuan beberapa kata sendiri di samping memahami makna lugas dari setiap kata. Namun, apakah ada makna lain yang belum kita pahami di samping makna lugas di atas ? Jika Anda baca dengan sungguh-sungguh, ada kata-kata atau frase tertentu yang menimbulkan imaji tertentu. Misalnya kaca mata tebal atas hidung, bayangkan atas mata yang putih, sampai alis dan bulu mata, menyulam, duduk bungkuk di atas kursi rotan, berbaring dalam tilam penghabisan, kedua belah tangan bersilang, menjelmakan imaji tingkah laku manusia dan dapat menggugah imaji penglihatan pembaca. Jaringan imaji sebagai sebuah lukisan, benar-benar terasa hidup karena kekonkretan lukisan orang yang sudah tua, yang berkaca mata tebal, duduk bungkuk di atas kursi rotan menyulam, dan sebagainya. Penuangan pengalaman penyair, pengalaman indra maupun pengalaman nalar yang diungkapkannya dengan bahasa yang khas, dengan pengimajian, pengiasan, pelambangan akan menggugah pengalaman kita untuk menangkapnya secara konkret. Dengan kata lain menggugah indra dan nalar kita. Indra pendengaran dan penglihatan kita pun tergugah dengan lukisan penyair, nama-Mu kusebut dengan bibir gemetar, sekali lagi nama-Mu kusebut lalu diam. Kalau kita lihat hubungan antara imaji dengan imaji jaringan imaji, jaringan ini juga melambangkan sesuatu, bukan hanya sekedar lukisan. Melalui pelambangan Ajip menggambarkan perjuangan umat manusia, perjuangan untuk mencapai hidup yang survive untuk sampai pada hari tua yang diidamkan, yang penuh ketenangan. Dalam sajaknya "Hari Tuaku", Ajip melukiskan bagaimana kehidupan di hari tua yang diidam-idamkannya, yang penuh ketenangan dan kedamaian, dan yang selalu berada dan ingat terhadap Tuhan. Inilah makna utuh dari sajak Ajip di atas. Jadi, makna sebuah sajak ialah makna secara keseluruhan, tersurat maupun tersirat, yang terjelma karena adanya hubungan saling menentukan antara pengimajian, pengiasan, dan pelambangan Effendi, 1982. Memahami makna utuh dari sebuah sajak berarti secara aktif dan intensif kita berusaha menyalami dan memahami apa yang hendak dikatakan penyair, serta bersifat kebenaran yang diungkapkan itu. Keseimbangan antara perasaan nikmat dan perenungan perlu tetap dipelihara walau kita memahami makna utuh sebuah sajak. Kita tidak boleh hanya terhanyut oleh perasaan kita waktu menikmati sebuah sajak, tetapi nalar dan pikiran kita juga harus bekerja. Dengan demikian kita dapat memahami nilai-nilai kehidupan yang diungkapkan penyair, baik secara tersirat maupun tersurat, karena untuk memahami nilai-nilai tersebut dituntut pemikiran, penalaran, dan kesanggupan.