Pendahuluan. § Khalifah ialah institusi yang bertanggungjawab dalam pengurusan pentadbira dan pemerintahan Negara dan umat Islam selepas wafatnya Nabi Muhammad s.a.w. Mahmood Mohd. Taib an-Najmi dalam Sejarah Tamadun Islam menyatakan, khalifah ialah satu jawatan menggantikan Nabi Muhammad s.a.w. selepas baginda wafat untuk memerintah dan Ibunya, Syafa adalah putri ‘Auf bin Abd bin Harits. Namanya di masa jahiliyah Abdu Amr atau Abdul Ka’bah dan Nabi ﷺ mengubah namanya menjadi Abdurrahman. (source: Wikipedia). Bicara tentang sosok Abdurrahman bin ‘Auf berarti bicara tentang sebuah Fenomena dalam sejarah peradaban Islam. Bagi Abdurrahman, berdagang adalah usaha yang tujuannya bukan untuk menghimpun atau memperbanyak harta, tetapi untuk menjalani kehidupan yang bermartabat. Abdurrahman bin Auf berbisnis pada dasarnya juga bukan untuk dirinya, melainkan untuk umat Muslim yang memiliki hak terhadap harta tersebut. Sebelum hijrah ke Madinah, nama Abdurrahman bin Auf sudah terkenal sebagai saudagar yang ternama di Mekkah. Rasulullah SAW memperkenalkan Sahabatnya yakni Abdurrahman bin Auf kepada para penduduk dan saudagar muslim di Madinah. Tidak hanya itu, Rasulullah juga mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan seorang saudagar kaum Anshar (Madinah Sedangkan Utsman menjawab “Ya! Saya sanggup”. Berdasarkan jawaban keduanya, Abd Ar-Rahman bin Auf menyatakan bahwa Utsman bin Affan sebagai khalifah ketiga. Ketika diangkat sebagai khalifah usia Utsman telah menginjak 70 tahun. Masa pemerintahan Utsman bin Affan menjadi yang paling lama dibandingkan dengan khalifah lainnya, yaitu 12 tahun.

Subhanallah, meskipun ia sudah dijamin masuk surga tapi ia tetap berinfak di jalan Allah. Tetapi meskipun terus-menerus menyumbangkan hartanya, kekayaan Abdurrahman bin Auf tak berkrang sedikitpun bahkan semakin bertambah. Bahkan ketika ‘Abdurrahman bin ‘Auf wafat pada usia 72 tahun. Ia meninggalkan harta 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, 3.

Maka Madinah pun terguncang oleh suaranya!” lalu Aisyah berkata, “Aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Aku telah melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak.”121 Ketika berita ini sampai ke Abdurrahman bin Auf, ia berkata, “Jika mampu, aku akan memasukinya dengan berdiri” Maka ia
Utusan Raja Yaman berniat memborong semua kurma Abdurrahman bin Auf dengan harga 10 kali lipat dari harga kurma biasa. Allahuakbar. Orang lain berusaha keras jadi kaya. Sebaliknya, Abdurrahman bin Auf berusaha keras jadi miskin, tapi selalu gagal. Benarlah firman Allah: “Wahai manusia, di langit ada rezki bagi kalian.

Ia tidak hanya terpaku pada satu jenis usaha, melainkan berani mencoba peluang bisnis yang baru. Keberaniannya dalam mengambil risiko membuktikan bahwa ia memiliki visi jauh ke depan. 3. Mengutamakan Kualitas dan Kepuasan Pelanggan. Ketika Abdurrahman bin Auf terlibat dalam bisnis perdagangan, ia selalu mengutamakan kualitas barang yang dijualnya.

86yRU.
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/683
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/44
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/763
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/920
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/184
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/941
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/342
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/143
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/71
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/243
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/377
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/367
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/94
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/587
  • rpoa3mrxxj.pages.dev/756
  • cara usaha abdurrahman bin auf